Wednesday, August 7, 2013

Contoh Surat Pernyataan yang Baik, Benar dan Resmi

Surat Pernyataan adalah Surat yang dibuat oleh seseorang atau pihak yang berisi tentang pernyataan dirinya atau menerangkan kepada pihak lain secara tertulis bahwa orang tersebut pernah atau tidak pernah melakukan sesuatu. Surat pernyataan juga bisa diartikan sebagai kesanggupan seseorang atau kelompok untuk menanggung segala risiko yang berkaitan dengannnya. Surat pernyataan yang berkaitan dengan hukum harus di tulis di kertas segel dan di perkuat dengan materai.


Seperti halnya dalam beberapa kasus yang membutuhkan surat pernyataan sebagai syarat administrasi. misalkan bagi anda yang ingin mendaftarkan diri ke sekolah dinas maka akan diminta melampirkan surat pernyataan bahwa anda belum menikah atau hal hal lain yang menjadi syarat utama dari sekolah dinas tersebut.

Sampai sini kita sudah bisa mendapatkan arti dari Surat Pernyataan, namun meskipun begitu banyak orang yang kesulitan untuk membuat surat pernyataan, untuk itu saya akan memberikan beberapa contoh surat pernyataan yang mungkin saja bermanfaat bagi anda semua, berikut beberapa Contoh Surat Pernyataan tersebut, monggo disimak....

=================================================================================
SURAT PERNYATAAN

Yang bertandatangan dibawah ini:

Nama :
Tempat tanggal lahir :
Jenis kelamin :
Pendidikan :
Alamat :
dengan ini menyatakan bahwa :

  • Sampai pada saat ini saya tidak terikat kontrak / ikatan kerja baik dengan Pemerintah maupun Instansi Swasta.
  • Bersedia bertugas dalam kurun waktu yang telah ditentukan.
  • Tidak diperkenankan mengambil cuti selama masa penugasan.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesunggunya dan apabila dikemudian hari ternyata pernyataan saya tidak benar, maka saya bersedia dituntut dimuka pengadilan sesuai dengan hukum yang berlaku.

…….2013

Yang membuat pernyataan,

(Meterai 6000)

tanda tangan
(Nama Lengkap)

=================================================================================
SURAT PERNYATAAN
KEASLIAN DOKUMEN

Yang bertandatangan dibawah ini :

Nama :
Tempat / Tanggal lahir :
Alamat / No.Tlp :

Kualifikasi Pendidikan :
IPK :
Akreditasi :
Unit Kerja Penempatan :
Lokasi Mengikuti Ujian:

Dengan ini kami menyatakan bahwa semua data yang kami nyatakan dalam surat pernyataan ini adalah benar dan bersama ini pula kami lampirkan 3 (tiga) set :

1. Kartu Peserta Ujian Asli
2. Surat Lamaran ditulis tangan / tinta hitam bermaterai Rp.6000,-
3. Daftar Riwayat Hidup ditulis tangan dan ditempelkan foto ukuran 3 x 4
4. Foto Copy Ijasah / transkrip yang dilegalisir 
5. Surat Keterangan Catatan Kepolisian yang masih berlaku
6. Surat keterangan kesehatan dari RS. Pemerintah
7. Surat pencari kerja / Kartu Kuning
8. Surat Pernyataan bermaterai 6000 tidak berkedudukan sebagai PNS
9. Pas Foto ukuran 3 X 4 sebanyak 7 ( tujuh ) lembar
10. Surat Keterangan tidak mengkonsumsi narkoba dari unit pelayanan kesehatan Pemerintah.
11. Surat pengantar dari pejabat yang berwenang / tempat melakukan validasi (lokasi mengikuti ujian )
12. Surat pernyataan dokumen validasi bermaterai Rp 6000

Demikian surat pernyataan ini kami buat dengan sebenar- benarnya agar dapat dipergunakan sebagaimana mestinya dan apabila dikemudian hari ternyata surat pernyataan saya ini tidak benar saya siap mengundurkan diri sebagai CPNS / PNS dan / atau siap menerima sanksi hukum sesuai ketentuan peraturan perundangan yang berlaku

Jombang, 07 Agustus 2013
Yang Membuat Pernyataan,

Materai 6000

( Nama Lengkap)

=================================================================================
SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
N a m a : 
Tempat/Tgl lahir : 
Pendidikan Terakhir : 
Alamat : 

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa apabila saya diterima menjadi Pegawai Negeri
Sipil (PNS) DEPAG, saya bersedia mengikuti ketentuan yang berlaku DEPAG.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya untuk digunakan sebagaimana
mestinya.

Lamongan, 13 Juni 2013
Yang Membuat Pernyataan,

Materai 6000

( Nama Lengkap)

=================================================================================
Demikianlah 3 contoh surat pernyataan yang bisa saya tuliskan. semoga bermanfaat dan salam sukses....!!

Tuesday, August 6, 2013

Naskah Drama Kebudayaan Wayang

INILAH BUDAYAKU

Seorang pemain masuk dalam bentuk teaterikal 

AKU ADALAH AKU 
SAMPAI KAPNPUN 
AKU AKAN TETAP MENJADI AKU
AKU TIDAK AKAN TERGANTIKAN
OLEH APAPUN DAN SIAPAPUN
MALAM INI KALIAN SEMUA AKAN MENJADI SAKSI
BAHWA AKU MASIH ADA DI JAGAT RAYA INI

Pemain masuk di iringi music gamelan dan nyanyian dari sinden 

Slamet : Heeeeeeeee  gonjang ganjing dunyo podo montang manteng.......
(sambil memainkan wayang), HEEEEE poro rakyat poro penguoso dunyo...?

Terlihat dari jauh Kelvin dan teman teman datang

Kelvin : Haaa Haaa (sambil mengambil wayang si selamet) dasar kamu orang kampung mainanya hanya wayang Haa Haa lihat ini apa yang kita mainkan,,, apa ron...?
Roni : Blackberry...?
Kelvin : Kamu rob....?
Robi : Aku punya TAPBULET...?
Kelvin-Roni : Salah bukan tapbulet tapi tapblet.
Kelvin : Lihat apa yang kamu mainkan di jaman yang sudah maju seperti ini kamu masih saja bermain wayang,apa kamu mau menggantikan pak mantep (secara bersamaan ) Haa Haa dasar anak kampung (langsung pergi meninggalkan selamet)
Slamet : (sambil menangis) apa salahku kalau aku bermain wayang? dan apakah aku salah kalau aku belajar untuk menjadi dalang? (di iringi music gamelan ) orang tuaku teman temanku semuanya menentang keinginanku  untuk menjadi seorang dalang, padahal dalang dan wayang adalah karya seni  asli dari indonisia yang harus selalu kita kembangkan, kalau bukan kita orang indonisia siapa lagi. (music gamelan dan nyaian sinden)
Terlihat ayah dan ibu duduk di halaman rumah dengan berbicang bincang
Bapak : Bune..?
Ibu : Iya pane
Bapak : Bune aku heran dengan anak kita 
Ibu : Anak kita yang mana to pane..?
Bapak : Siapa lagi to bune kalau bukan anak laki laki satu satunya kesayangan bune sih slamet
Ibu : Emangnya kenapa dengan sih selamet pane
Bapak : Kamu tu bune bune,, apa kamu tidak liat makin lama sih slamet makin aneh saja,
Ibu : Aneh bagaimana to pane
Bapak : Dia tidak seperti anak anak seumaran dia bune, sekarang kan uda jamanya internetan,cetingan,facbookan, tapi apa bune yang di lakukan anak kita, dia malah memilih bermain wayang dan beljar jadi dalang, apa semua itu nantinya bisa menopang kehidupanya.

Ibu : Itu kan bagus to pakne, banyak seorang dalang yang sukses dan juga terkenal contohnya saja ki mantep dia juga sukse dan juga terkenal dengan dia menjadi dalang,  lihat saja sunan kali jaga juga sukses menyebarkn ajaran agama islam dengan bermain wayang, lagi pula wayang dan dalang adalah seni dan budaya asli dari Indonesia khususnya orang jawa yang harus kita kembangkan pane.

Bapak : Tapi bune sih slamet itu anak kita laki laki satu satunya, dan bpk berharap anak kita itu bisa menjadi pengusaha seperti bpk ini bune, dan bpk juga berharap nantinya sih selamet bisa meneruskan usaha biting bpk yang sudah terkenal sampai keluar negeri ini bune, bukanya malah menjadi dalang.

Terlihat dari jauh sih selamet berjalan tertunduk masuk

Slamet : Assalamualaikum...
Bapak+ibu : Waalaikum salam.....
Bapak : Nah ini bune dia, kamu kenapa kelihatan sedih dan kusam seperti itu met...? (dengan nada yang sinis)
Slamet : Tidak kenpa kenapa pak..?
Bapak : Kamu dari mana saja jam segini baru pulang..?
Slamet : Anu pak heemmmm anu pak (sambil berusaha menyembunyikan wayangnya)
Bapak : Kamu di Tanya orang tua tidak di jawab malah ona anu( sambil sedikit marah)
Slamet : Anu pak slamet hsabis belajar wayang ( sambil ketakutan)
Bapak : Sudah bpk katakana kalau kamu jangan bermain wayang lagi kamu mau  maenjadi apa dengan bermain wayang ( sambil marah bpk merampas wayang dari slamet)
Ibu : Sudah lah pak sudah anak kita jangan di marahi teruus.
Slamet : Jangan pak janganan di rusak wayang slamet(sambil menangis)
Ibu berusaha menenagkan slamet
Ibu : Sudahlah nak sudah jangan menagis lagi.
Slamet : (Sambil menangis) Semua tidak ada yang bisa mengerti apa kemauan slamet tidak bapak teman teman slamet pun tidak ada yang bisa mengerti apa kemauan slamet, aku berjanji bu aku akan menunjukan kepada bapak dan teman teman kalau bermain dan belajar dalang itu tidak salah.

terlihat teman teman slamet lagi bermain, tiba tiba slmet lewat

Kelvin : Heyy teman teman ada dalang lewat ( sambil mengejek)
Kelvin-teman : Slamet sih dalang, slamet sih dalang, slamet sih dalang (slamet pergi dan tak menghiraukan)
Music gamelan dam sinden masuk, terlihat slamet menyiapkan pentasan wayang yang akan di pentaskanya

TAMAT

Wednesday, July 3, 2013

Pengertian Sopan Santun beserta Contohnya

Sopan santun ialah suatu tingkah laku yang amat populis dan nilai yang natural. Sopan santun sebagai sebuah konsep nilai tetapi bukan dipahami. Sopan santun sebuah ideologi yang memerlukan konseptualisasi. Itulah pengertian umum dari sopan santun. Menurut saya pribadi sopan santun itu adalah sikap seseorang terhadap apa yang ia lihat, ia rasakan, dan dalam situasi, kondisi apapun. Sikap santun yaitu baik, hormat, tersenyum, dan taat kepada suatu peraturan. Sikap sopan santun yang benar ialah lebih menonjolkan pribadi yang baik dan menghormati siapa saja. Dari tutur bicara pun orang bisa melihat kesopanan kita. Baik/buruk, misalnya lagi dalam situasi yang ramai dimana kita akan melewati jalan itu, jika kita sopan pasti kita akan mengucapkan kata permisi pak, bu…..dalam berteman pun seperti itu lebih menghargai pendapat teman walaupun pendapat itu berbeda, sebenarnya pengertian sopan santun ini sudah umum. Dan mungkin semua orang sudah mengerti apa itu sopan santun, karna sifat ini telah ditanamkan sejak kecil pada diri individu tersebut. Dan bagaimana kita mengembangkannya saja. Dalam kehidupan kita dan disekitar kita.

Norma sopan santun adalah peraturan hidup yang timbul dari hasil pergaulan sekelompok itu. Norma kesopanan bersifat relatif, artinya apa yang dianggap sebagai norma kesopanan berbeda-beda di berbagai tempat, lingkungan, atau waktu.



Contoh-contoh kesopanan ialah:
1. Menghormati orang yang lebih tua.
2. Menerima sesuatu selalu dengan tangan kanan.
3. Tidak berkata-kata kotor, kasar, dan sombong.
4. Tidak meludah di sembarang tempat.
5. Tidak menyela pembicaraan

Norma kesopanan sangat penting untuk diterapkan, terutama dalam  bermasyarakat, karena norma ini sangat erat kaitannya terhadap masyarakat. Sekali saja ada pelanggaran terhadap norma kesopanan, pelanggar akan mendapat sanki dari masyarakat, semisal cemoohan. kesopanan merupakan tuntutan dalam hidup bersama. Ada norma yang harus dipenuhi supaya diterima secara sosial.

Sanksi bagi pelanggar norma kesopanan adalah tidak tegas, tetapi dapat diberikan oleh masyarakat, yang berupa cemoohan, celaan, hinaan, atau dikucilkan dan diasingkan dari pergaulan serta di permalukan.

Sunday, June 30, 2013

Pengertian Percaya Diri dan Pembagiannya

Definisi Percaya Diri:Keyakinan pada kemampuan dan penilaian diri (citra) sendiri, termasuk percaya atas kemampuan dirinya yang diwujudkan dalam lingkungan yang semakin menantang serta percaya pada keputusan dan pendapatnya untuk mengatasi kegagalan secara konstruktif. Percaya diri merupakan salah satu aspek kepribadian yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Orang yang percaya diri yakin atas kemampuan mereka sendiri serta memiliki pengharapan yang realistis, bahkan ketika harapan mereka tidak terwujud, mereka tetap berpikiran positif dan dapat menerimanya.
• PD secara perilaku : didasari kemampuan, pengetahuan, ketrampilan, membuat orang tampil PD/ mampu melakukan sesuatu
• PD secara emosional : menguasai emosi, menyatakan perasaan, berpikir positif, menghargai orang lain, terbuka dr kritik
• PD secara spiritual, keyakinan : keberadaan kita mempunyai makna, adanya takdir, pd tujuan hidup yg positif.

Macam-Macam Percaya Diri
1. Self-concept : bagaiman Anda menyimpulkan diri anda secara keseluruhan, bagaimana Anda melihat potret diri Anda secara keseluruhan, bagaimana Anda mengkonsepsikan diri anda secara keseluruhan.
2. Self-esteem : sejauh mana Anda punya perasaan positif terhadap diri Anda, sejauhmana Anda punya sesuatu yang Anda rasakan bernilai atau berharga dari diri Anda, sejauh mana Anda meyakini adanya sesuatu yang bernilai, bermartabat atau berharga di dalam diri Anda.
3. Self efficacy : sejauh mana Anda punya keyakinan atas kapasitas yang Anda miliki untuk bisa menjalankan tugas atau menangani persoalan dengan hasil yang bagus (to succeed). Ini yang disebut dengan general self-efficacy. Atau juga, sejauhmana Anda meyakini kapasitas anda di bidang anda dalam menangani urusan tertentu. Ini yang disebut dengan specific self-efficacy.
4. Self-confidence: sejauhmana Anda punya keyakinan terhadap penilaian Anda atas kemampuan Anda dan sejauh mana Anda bisa merasakan adanya “kepantasan” untuk berhasil. Self confidence itu adalah kombinasi dari self esteem dan self-efficacy (James Neill, 2005)
Contoh perilaku:a) Menampilkan diri sebagai seorang yang berkuasa atau sebagai orang yang mengesankan. b) Membuat atau melaksanakan keputusan meskipun menghadapi ketidaksetujuan dari pihak lain.  c) Menunjukkan keyakinan dalam mengambil keputusan atau kemampuan

Sunday, April 7, 2013

About Seni

Sejak zaman pra kemerdekaan hingga masa kini, bangsa Indonesia dikenal sebagai negara yang kaya akan budayanya. Khususnya, memiliki keragaman budaya yang setiap suku daerahnya memiliki keunikan, yang tidak dimiliki oleh negara manapun di dunia. Seni pertunjukan Indonesia sangat istimewa, dan luar biasa, serta merupakan sosok seni pertunjukan yang sangat lentur dan „cair‟ sifatnya. Hal tersebut karena lingkungan masyarakatnya yang selalu berada dalam kondisi yang terus berubah-ubah. Pada kurun waktu tertentu, ada yang mapan dan mengembangkan suatu sosok yang tumbuh sebagai suatu „tradisi‟, sebagai upaya dan penerimaan masyarakat kepada suatu „hasil budaya‟ yang dialihteruskan selama ber-generasi. Begitu pula daerah Jawa Barat, berbagai karya seni tumbuh dan berkembang, difungsikan dari generasi ke generasi yang kemudian mempunyai ciri-ciri yang mapan, masing-masing daerah mempunyai ciri khas yang mencerminkan asal daerahnya, bahkan membentuk genre-genre, kemudian menjadi tradisi masyarakat setempat.

Seni pertunjukan dan kehidupan berkesenian pada umumnya merupakan salah satu perilaku budaya manusia, baik secara individu maupun sebagai sebuah kelompok masyarakat. Maka setiap bentuk seni/ kesenian memiliki fungsinya masing-masing dalam kehidupan masyarakat. Serta setiap zaman, setiap etnis, setiap lingkungan masyarakat, serta setiap bentuk seni pertunjukan memiliki fungsi primer dan sekunder yang berbeda (R.M. Soedarsono, 2001: 170).



Fungsi primer yaitu:, (1) sebagai sarana upacara; (2) sebagai ungkapan pribadi; dan (3) sebagai presentasi estetis. Sedangkan fungsi sekunder apabila seni pertunjukan bertujuan bukan untuk dinikmati, tetapi untuk kepentingan yang lain. Ini berarti fungsi pertunjukan menjadi multifungsi, tergantung dari perkembangan masyarakat pendukungnya. Multifungsi itu antara lain; sebagai pengikat kebersamaan, media komunikasi, interaksi, ajang gengsi, bisnis, dan mata pencaharian. Dengan kata lain bahwa tiap tarian bisa mempunyai beberapa fungsi, yang menentukan fungsi primer dan fungsi sekundernya. Artinya fungsi belum tentu abadi dari waktu ke waktu (Anya Peterson Royce, 1980: 85).

a. Fungsi Primer
(1) Seni Pertunjukan sebagai Sarana Ritual. Beberapa daerah di Jawa Barat masih menyelenggarakan seni pertunjukan yang ada kaitannya dengan upacara ritual, khususnya yang berkaitan dengan padi, yang dilaksanakan menurut kebiasaan secara tetap, menurut waktu tertentu, serta untuk keperluan tertentu. Antara lain, Tarawangsa di Sumedang, Ngarot di Indramayu, dan Seren Taun di Sukabumi. Pertunjukan tersebut merupakan ritual untuk persembahan demi kesuburan pertanian. Penyajian tarian pada upacara padi, diyakini memiliki kekuatan magi–simpatetis dan berpengaruh terhadap upacara persembahan itu.


(2) Seni sebagai Sarana Hiburan. Tidak jelas kapan terjadinya pergeseran dari ronggéng yang berperan sebagai "media visualisasi komunikasi‟ pada upacara ritual, menjadi pertunjukan tontonan, bahkan sekedar penyemarak hiburan kalangenan. Seni hiburan Ronggéng yang berkembang pada saat itu dinamakan Dogér dengan iringan gamelan Ketuk Tilu, yang pada waktu itu Dogér diartikan „ngadog-dogan anu beger’. Oleh karena setiap pementasan selalu berpindah-pindah tempat serta menghibur para „buruh atau kuli kontrak‟, maka pertunjukan ini kemudian dikenal dengan sebutan „Dogér Kontrak.’1 Para kuli kontrak pada waktu itu sangat menyukai seni hiburan ini, sehingga setiap kali pertunjukannya selalu saja dipenuhi oleh penonton. Ronggeng ada di mana-mana hingga ke pelosok-pelosok daerah di setiap pertunjukan hiburan menyemarakkan suasana kalangenan para penari laki-laki yang haus hiburan. Di antaranya pada pertunjukan Dongbret daerah pantai utara Pamanukan Subang, Belentuk Ngapung , Telebuk Ngapung, daerah Subang dan Karawang dan Purwakarta, Doger Kontrak, dan Ronggeng pangarak daerah Subang, Cokek di daerah Tanggerang dan Betawi, Ronggeng Ketuk di daerah Indramayu, Ronggeng Gunung di daerah Ciamis, Bangreng di daerah Sumedang, dan Banjet di daerah Depok dan Betawi.


(3) Seni Pertunjukan untuk Sarana Sajian Estetis. Pengaruh kontak budaya antara Priangan dengan Mataram Islam sejak 1595-1678, masih membekas pada perkembangan kesenian dan lingkungan kebudayaan di kalangan ménak Priangan hingga pertengahan abad ke- 20. (Tahun 1595 Kerajaan Galuh ditaklukkan oleh Mataram, selanjutnya Mataram membagi-bagi wilayah Priangan (Westerlanden) menjadi kabupaten-kabupaten yang masing-masing dikepalai oleh seorang bupati, periksa (Herlina, et al., 2003: 285-286). Sejak kerajaan Sunda lenyap, di Priangan tidak ada lagi kerajaan yang dapat dijadikan panutan budaya. Di beberapa kabupaten diperkembangkan berbagai jenis kesenian yang agaknya ditiru dari Mataram oleh para dalem atau keluarganya yang setahun sekali pergi ke Mataram untuk caos upeti (Ajip Rosidi dalam Edi S. Ekadjati, 1984: 132).


Para bupati atau kaum ménak Priangan merasa bangga mengacu gaya hidup Mataram, dari gelar, tempat tinggal, etiket, busana, pusaka, berbagai upacara, dan kesenian (Tati Narawati, 2003: 146-155). Oleh karenanya di kabupaten-kabupaten, sering diadakan pergelaran berupa tari-tarian yang dipertunjukan untuk para tamu pada peristiwa-peristiwa penting.


Begitu pula di daerah Cirebon, khususnya keraton Kasepuhan dan Kanoman tarian yang berkembang di Keraton merupakan tarian yang disajikan untuk acara penting negara dengan nama Bedaya Rimbe. Adapun di Kraton Kacirebonan, Sekar Keputren, perkembangan dari Bedaya Rimbe. Bila mengamati perkembangan seni pertunjukan di Jawa Barat, terutama pertunjukan tari-tarian yang digunakan sebagai sarana pertunjukan atau sajian estetis, agaknya lebih berkembang di kalangan ménak, sedangkan tari kalangenan atau hiburan lebih banyak berkembang di kalangan rakyat atau cacah. Munculnya Tjetje Somantri yang merupakan pembaru tari Sunda di Jawa Barat, di awal tahun 1950-an merupakan sejarah baru bagi perkembangan tari Sunda, di mana karya-karyanya tidak hanya dapat disajikan di kalangan ménak belaka, akan tetapi berkembang hingga seluruh lapisan masyarakat.
b. Fungsi Sekunder


Apabila fungsi primer dari seni pertunjukan, adalah seni pertunjukan berfungsi untuk dinikmati, baik sebagai ritual, hiburan, atau tontonan, berbeda dengan fungsi sekunder. Fungsi seni pertunjukan lebih kepada kepentingan yang lain. Ini berarti fungsi pertunjukan menjadi multifungsi, tergantung dari perkembangan masyarakat pendukungnya. Multifungsi itu antara lain; sebagai pengikat kebersamaan, media komunikasi, interaksi, ajang gengsi, bisnis, dan mata pencaharian, termasuk juga untuk kepentingan pariwisata.
Dengan perkembangan kondisi seperti masa kini, seni tidak bisa lagi hanya mementingkan ekspresi diri, dengan nilai-nilai yang diframe sendiri, tetapi harus lebih luas lagi memikirkan kepentingan orang banyak, termasuk juga promosi daerah yang kaitannya juga ekonomi, baik bagi para pelaku seni, maupun bagi perkembangan seni itu sendiri. Ini berarti seni harus bersinerji dengan aspek atau kegiatan lain, termasuk kegiatan Pariwisata sebagai sektor ekonomi.


Kondisi ini merupakan peluang yang sangat besar bagi seni pertunjukan etnik, atau pertunjukan lokal. Seni pertunjukan tradisional menjadi berfungsi sebagai ‟objek daya tarik wisata daerah‟ (ODTW), yang akan ditonton dan dikenang karena kekhasan dan keunikan. Untuk Seni pertunjukan yang menjadi Objek Daya Tarik Wisata Daerah (ODTW) sudah seyogyanya dapat menampilkan seni sesuai dengan nilai dan keindahan yang terkandung pada materi Seni itu sendiri. Sayangnya banyak seni pertunjukan daerah yang hampir punah karena tidak difungsikan masyarakatnya, baik sebagai sarana tontonan, maupun hiburan. Padahal seni merupakan modal sosial yang akan mendukung ekonomi masyarakat bila diberdayakan dengan baik.


Seni tradisi dan model pembinaannya Seni tradisi di Jawa Barat banyak mengalami perubahan, di antaranya ada yang berubah fungsinya, bentuk, atau bahkan orientasi nilai budaya. Pada kenyataannya, identitas bangsa yang dikenal dengan kebudayaan tersebut‟ tidak pernah lagi dihiraukan oleh masyarakat pendukungnya‟. Kebudayaan selalu diartikan dengan „kata benda‟ yang mempunyai "nilai adiluhung sebagai barang antik‟. Di sisi lain para pelaku budaya yang memproduksi hasil kebudayaan mengeluh dan meratap tidak berdaya, karena tidak „adanya ruang publik‟ untuk mengfungsikan atau mensosialisasikan produk budayanya, bahkan dirinya sebagai insan kebudayaan (Endang Caturwati, 2007:9).

Di Jawa Barat misalnya. Tidak ada satupun investor yang berani membuka Pusat Budaya sejenis Culture Center tempat berkumpulnya para seniman lokal sebagai ajang kreativitas, dengan penataan panggung yang representatif untuk suatu sajian pertunjukan serta dilengkapi disain artistik tata panggung, tata suara, dan tata lampu yang super canggih. Atau yang lebih kecil lagi, tempat untuk menyajikan berbagai pertunjukan tradisional, yang mencerminkan kelokalan daerah Sunda Jawa Barat.


Hal ini dianggap suatu hal yang muskil dan tidak menjajikan, khususnya bagi kepentingan bisnis. Begitu pula hotel atau restoran. Masih sangat langka, yang berani atau mau menyajikan seni pertunjukan tradisional secara rutin di hotelnya, sebagaimana pertunjukan-pertunjukan band, organ tunggal. Bahkan Konser-konser Musik, dengan artis-artis yang dibayar mahal. Ironis memang, untuk sebuah konser musik, penonton berani membeli karcis dengan harga 500 ribu, bahkan para pejabat hanya untuk kepentingan „prestise‟ membeli karcis dengan harga 2 juta rupiah. Sementara untuk sebuah pertunjukan tradisional, jangankan membeli, diundang secara gratispun tidak mau hadir (Caturwati: 20).


Bagaimanapun sangat patut dihargai adanya upaya beberapa Lembaga Perguruan Tinggi, antara lain seperti kelompok mahasiswa UPI, ITB, UNPAD, dan berbagai perguruan tinggi lainnya di Jawa Barat yang secara tidak langsung telah membantu peran pemerintah dalam melestarikan dan mengembangkan seni budaya, melaui „himpunan atau grup seni budaya‟ para mahasiswa dengan kegiatan, pelatihan, pergelaran, dan berbagai festival seni budaya. Selain itu di Jawa Barat, misalnya terdapat pula beberapa aktivitas masyarakat dan para seniman, berupa kegiatan yang dinamakan Panglawungan: Tembang Cianjuran, serta Pangguyuban: Kakawihan, dari kita untuk kita. Selain sebagai ajang silahturahmi, serta ajang adu nyali di mana masing-masing personal melantunkan lagu-lagu tradisional, dalam „ajang‟ ini, sekaligus juga merupakan upaya melestarikan seni tradisi.


Beberapa hotel, daerah wisata, serta tempat pertunjukan pribadi, antara lain misalnya, di Bandung, di daerah Padasuka, yang dahulu merupakan perkampungan yang susah dijangkau oleh kendaraan umum, terdapat tempat pertunjukan yang dibangun atas inisiatif seorang seniman yang sangat mencintai seni budaya Sunda, Ujo Ngalanggena (alm) yang dikenal dengan nama „Saung Ujo‟. Di saung tersebut terdapat aktivitas kamonesan anak-anak dalam permainan angklung dan beberapa pertunjukan tradisional. Kemudian di Desa Wisata Sari Bunihayu Subang, walaupun tidak setiap saat, sering menampilkan seni pertunjukan daerah yang disajikan oleh anak-anak Sekolah dasar, seperti Gotong Singa, dan Gondang. Beberapa waktu silam terdapat Rumah Nusantara di daerah Geger Kalong yang diprakarsai seorang pejabat yang interes terhadap seni budaya lokal. Berbagai kegiatan seni dan budaya antar daerah digelar, merupakan ajang silahturami, komunikasi dan interaksi yang manis, merupakan upaya adanya trash budaya.


3. Pengkemasan Seni Pertunjukan dalam Industri Pariwisata Pengkemasan seni pertunjukan atas pertimbangan industri pariwisata harus disesuaikan dengan kondisi dan keberadaan para turis dan wisatawan yang datang. Parawisatawan biasanya memiliki waktu yang terbatas untuk menonton seni pertunjukan, oleh sebab itu pengemasan dan perkembangan seni pertunjukan pun akan selalu mengikuti perkembangan dan dinamika masyarakat pendukungnya. Ada enam ciri utama seni pertunjukan kemasa. untuk industri pariwisata yang dikemukakan oleh R.M. Seodarsono yakni (1) tiruan dari bentuk aslinya, (2) pemadatan dari bentuk aslinya, (3) penuh dengan variasi, (4) sudah dihilangkan dari unsur ritualnya, (5) murah harganya untuk turis dan wisatawan, (6) mudah dicerna oleh wisatawan asing.


Dengan enam ciri seni pertunjukan tersebut, dibuat model-model tari dengan durasi waktu yang singkat dan padat hal ini disesuaikan untuk menghadapi tantangan dan permintaan industri pariwisata, tanpa harus mengurangi makna seni pertunjukan yang sesungguhnya. Diharapkan dapat menjelaskan kebimbangan beberapa pihak yang masih menyangsikan/ meragukan keberadaan seni industri parawisata yang dianggap merusak seni tradisional yang telah ada. Hal ini mungkin dapat dibenarkan apabila penerapannya tidak mengetahui konsep seni dalam industri pariwisata yang sebenarnya.


Salah satu langkah untuk menampilkan seni pertunjukan tradisional dalam bentuk tiruan, juga merupakan upaya preventif untuk menjaga orisinalitas seni tradisioanal yang asli. Upaya ini perlu diketahui dan dipahami oleh para konservasi seni pertunjukan/tradisional, sebab bentuk aslinya akan tetap terpelihara, karena yang akan dikembangkan dalam seni pariwisata, adalah tiruannya atau kesamaannya, sehingga hadirnya seni dalam pengembangan wisata ini tidak akan mengganggu keberadaan seni tradisional yang telah mengakar dalam masyarakat.


Para wisatawan dalam melakukan perjalanan ke suatu destinasi biasanya memiliki waktu yang terbatas, sementara wisatawan ingin mendapatkan informasi dan pengetahuan yang sangat banyak dan beragam. Seandainya seni pertunjukan tradisional dipergelarkan sesuai dengan makna yang sesungguhnya, maka turis tidak akan dapat menikmati seni pertunjukan tersebut, karena harus dilakukan pada waktu tertentu dan durasi tertentu. Padahal para wisatawan merupakan sekelompok masyarakat yang mewakili daerah, bangsa, atau negara lain; dan merekalah yang akan mempromosikan dan memperkenalkan daerah yang dikunjunginya pada kelompok yang lain.


Seandainya seni pertunjukan tradisional tidak dikemas dan dibuat tiruannya dengan bentuk dan durasi yang lebih singkat dan menarik, dikhawatirkan seni pertunjukan tradisional hanya akan dikenal dan ditekuni oleh komunitas masyarakat tertentu saja. Berdasarkan beberapa fakta di lapangan seni pertunjukan tradisional di Jawa Barat, khususnya dan di Indonesia pada umumnya tidak dapat bekembang malah cenderung menghilang dan tidak digemari dan ditekuni oleh generasi mudanya. Inilah pentingnya pengemasan seni pertunjukan dalam industri pariwisata.


Hasil kemasan tersebut akan disajikan untuk masyarakat lain yang ada di luar komunitas masyarakat seni promosi, sebagai sampel promosi, bahwa seni pertunjukan yang sesungguhnya dapat dilihat di tempat sumber asalnya. Dengan demikian akan tetap terpelihara dan digeluti masyarakatnya itu sendiri. Justru dengan pengemasan (membuat tiruannya) untuk industri pariwisata akan menjadi media dakwah dan promosi pada orang lain, seandainya disajikan dalam bentuk yang menarik, akan menyebabkan orang lain tertarik untuk menekuni dan mempelajari. Hal ini sesuai dengan filosofi pembentukan seni pertunjukan pertama kali yang dikembangkan oleh masyarakat itu sendiri, di antaranya sebagai media dakwah agama Islam pada masanya.


Berdasarkan hasil pengemasan dari tiga seni tradisi yang dijadikan penelitian maka untuk pengemasan Tari Sekar Keputren yang pada awalnya muncul di lingkungan keraton Kacirebonan, termasuk ke dalam tari kelompok puteri, dengan karakter lenyep (halus). Sumber geraknya diambil dari beberapa tarian yang berkembang di keraton-keraton di daerah Cirebon, di antaranya berasal dari gerak-gerak tari puteri, tari Golekan, Lenyepan, dan Tayuban. Dengan cara menata pola lantai sesuai dengan kepentingan seni pertunjukan, serta tata rias busana. Menata tari Sekar Keputrén menjadi tarian penyambutan atau pertunjukan tontonan pada acara-acara penting, yang disesuaikan dengan tempat, kondisi, dan keperluan. Pengemasan Tari Umbul yang pada awalnya sebagai seni pertunjukan bentuk helaran (ara-arakan) dilaksanakan di jalanan daerah Sumedang, saat ini tari Umbul telah melalui proses perkembangan dan kini memiliki fungsi tidak hanya disajikan pada acara pernikahan, khitanan, penyambutan para tamu, festival, dan hiburan pada acara besar nasional, akan tetapi juga kini menjadi tarian bersama pada akhir pertunjukan.


Dengan cara mengembangkan koreografi, karawitan dan tata busana agar tarian tersebut lebih dinamis variatif dan menarik. Pengemasan Tari Ronggéng Pangarak sebagai bentuk kesenian yang diambil dari kesenian helaran/arak-arakan. Ronggéng yaitu istilah dari penari perempuan, sedangkan pengarak adalah penari yang mengiringi, mengikuti, atau mengusung kesenian helaran sehingga suasana helaran menjadi ramai, kompak, serempak, dinamis dan atraktif. Ronggéng Pangarak pada dasarnya mengacu pada gerak-gerak tari Sisingaan, gerak Ronggéng Bangréng, gerak Bajidoran dan gerak mincid Genjring Bonyok, yang dikemas menjadi satu kesatuan yang utuh dan menarik, dengan cara mengemas durasi pertunjukannya dari 30 menit menjadi 7 menit.
source: 

TEKNIK PENGAKTORAN

PENDAHULUAN BEBERAPA PENGERTIAN
Kata drama berasal dari baasa Yunani Draomai yang berarti berbuat, berlaku,bertindak. Jadi drama bisa berarti perbuatan atau tindakan.

ARTI DRAMA
Arti pertama dari Drama adalah kualitas komunikasi, situasi, action (segala yang terliat di pentas) yang menimbulkan peratian, keebatan (axciting), dan ketegangan pada para pendengar.

ARTI KEDUA, menurut Moulton Drama adala idup yang Dilukiskan dengan gerak (life presented inaction).

Menurut Ferdinand Brunetierre: Drama arusla melairkan keendak dengan action.
Menurut Baltazar Vallagen : Drama adala kesenian melukiskan sifat dan sifat manusia dengan gerak.



Arti ketiga drama adala cerita konflik manusia dalam bentuk dialog yang diproyeksikan pada pentas dengan menggunakan percakapan dan action diadapan penonton (audience)

LANGKAH- LANGKAH DASAR AKTING

Latian acting atau menjadi peran dapat membentuk actor sebagai impersonator,h interpretator, komentator, dan sebagai personality actor. Sebagai impersonator, actor menyerakan diiri sepenunya memasuki peran. Sebagai interpretator, actor tidak sepenunya memasuki peran yang  dibawakan  tetapi identitas dirinya masi teriat. Sebagai  Personality actor, yang kita dapatkan dalam televisi. Akting ada 3 bidang yang arus digarap dalam latian, yaitu:

1.Teknik fisik (latian pernafasan, vocal, proyeksi atau penonjolan).
2.Teknik mental (latian watak karakter, menganalisa dari berbagai sudut).
3.Teknik emosi (latian mengadirkan emosi  sesuai  dengan tuntunan peran).
 
Aktor  arus mampu memerintah. Memerintah badan, suara, emosi, dan  semua situasi dramatik. Ia arus mampu membantu dan mengontrol  karakter,apaka  gerak tubunya dan suaranya suda efektif, enak didengar, dan ditonton? Tubu actor  arus terkoordinasi  secara  baik mulai perpindaan (movement) arus dilaksanakan secara anggun, posisi tubu (gesture) arus mampu memberikan penguatan bagi suaranya. Semua itu dilakukan ole actor secara jelas, logis, menarik, bertujuan dan benar. 


Seorang actor arur berusaa menciptakan kreasi sendiri. Ole sebab itu sejak muncul pertama di pentas acting, pemain endaknya terara dan tidak berlebian. Pengaru music arus diayati secara seksama dan ekspresinya tampak dari mimic / muka pemain serasa tidak tegang. Setiap actor arus berusaa mengendalikan akting nya, artinya semua gerakan beralasan dan tidak berlebian. Dalam al acting, aktingnya bisa menyakinkan ketika mmbawakan peran.

Friday, March 22, 2013

Naskah Drama RUMAH KARDUS

 
 Salam Budaya,,Pada posting kali ini Djiwo mau share naskah ketemen-temen nih, naskah ini adaalah naskah karya cak fuat yaitu guru kami di Djiwo Teater , kebetulan temen-temen Djiwo Teater udah pernah tampil dengan naskah ini, daaan hasilnya mantab juragan.... hanya di iringi dengan satu alat musik yaitu gitar akustik, kami mampu membius penonton, bukan sombong yaaaa..hihihi,,,,langsung ajah dah di baca naskahnya....

RUMAH KARDUS
SARADI       :     (keluar) ibukusayangmasihterusberjalanwalutelapak kaki penuh nana, sepertiudarakasih yang engkauberikantakmampukumembalas…
KARJO         :     hehehehe,,,,kayaknyabahagianih…..
Sardi            :     eh sampeantoh mas, akukirasiapaengga’ kok,nilagiberes-bereskardus la daripadadiamsaja…nyayisedikitwalausuaraga’ enak.
KARJO         :     enakkoksuaranya mas…
SARDI          :     benerantah mas???
KARJO         :     benerkoktapilebihenaksampeanyatidaknyanyi…heheheh
SARDI          :     sampeanbisasajabercandanya, eh ya mas sampeannikoksudahpulangapahariga’ narikbecak???
KARJO         :     yanariktapiudahpulang, tadihabisnaikbecakdapat 20 ribu Alhamdulillah nantibisabuatmakananakdanistri
SARDI          :     denger2 kampunginimau di gusurya mas…
KARJO         :     loch,smapeandapet info darimna?
SARDI          :     ya orang2 mas, kemarin pas sayasedangmencarikardus di tempatpembuangansampah orang2 bicaratentangpenggusuranitu
KARJO         :     lalusiapayang maumenggusur kampong ini….?
SRADI          :     ya,parapembesarneggriini yang kitapilihmenjadiwakilkitakemarin…
KARJO         :     kurang ajar, padahalmerekaberjanjikepadakitauntukmemberikankelayakankepadakita,tapikenapamerekamaumenggusurrumahkita….??
SARDI          ;     janjiyahanyamenjadijanjibelakadanhanyaomongantampabukti….
KARJO         :     laludenganalasanapamerekamaumenggusurkita???
SARDI          :     yabiasanyatoh mas merusakkeindahankota….
KARJO         :     merussakkeindahankota?
SARDI          ;     iyakaranalingkungankitataklayakdihunikumuhdanbanyakkuman kata mereka, makanyaituharusdigusur….
YANTO        :     iniadaopohtoh?? Kokkliatanyaseriusekali???wajah mas karjo…
KARJO         :     gimanaga’ seriustoh kampong inimaudigusuroleh pembesar2 sempel yang kitapilihkemarin
YANTO        :     Ooooo…jadi kampong inimau di gusurtoh..?
KARJO         :     lahkalukita benar2 di gusurgimana?
YANTO        :     yakitapindah…
KARJO         :     kitamautinggaldimana?
YANTO        :     pindahketempatlayak yang kitatinggali,yakan mas sardi?
SARDI          ;     betulsekali mas YANTO….
KARJO         :     sayamaudemo agar tidakdigusurdari kampong ini…
YANTO        :     Demo mas?percumasajakita demo ujungujungnyanantijugatetap di gusurmalahmenghabiskantenagadanwaktusaja..apapeangapernahlihatberitadiTV ?
SARDI          :     loch kamukanngga’ punya TV?,kok bias lihatberita di tv?
YANTO        :     ya pas akungamenkanngga’ sengajalihat TV….
KARJO         :     pokoknyaakumaumempertahankan kampong kitaini agar tidakdigusur…apa kalian relabegitubanyakkenangan yang kitaperolehdikampungini, disini pula kitadibesarkanoleh orang tuakita…disinipulahlahkitapernahberjanjikepadambahmarijo yang mengajarikitauntukmengajidansholat…
sARDI          :     mbahmarijoya….jadikangensamabeliau….
YANTO        :     semogadisanambahmarijomendapatkankedamaian yang abadiamiiin….
Karjo           :     sudahteringanapabelumtentangjanjikitakepadabeliau…
SARDI          :     ingat…. Dulukitapernahberjanjiakanmenuruskanjejakbeliau di kampong hinggamenghembuskannafasterakhirkitadisinisepertibeliau….
KARJO         :     jadi kalian harusmempertahankan kampong ini…
YANTO        :     kalaubegituaakumendukung…!
SARDI          :     akujuga mas!
KARJO         :     kalaubegituayoberangkat…..!
BERSAMBUNG

Tuesday, February 26, 2013

Kesenian Dan Kebudayaan Kota AREMA






Kesenian Dan Kebudayaan
Malang merupakan kota terbesar kedua di Jawa Timur, dan dikenal dengan julukan kota dingin. Selain dikenal dengan julukan Kota dingin, julukan Kota Malang  di mata masyarakat Indonesia beraneka ragam seperti contohnya Paris van East Java, Kota Wisata, Kota Militer, Kota Sejarah, Kota Olahraga, Kota Apel, Kota Susu, Kota Kuliner serta salah satunya ialah kota Budaya dan Kota Keseni.

Kesenian Kota Malang
SENI TRADISIONALSENI MODERNSENI MUSIKSENI RUPATARI MODERNLEMBAGA KESENIAN
Tari Topeng
Cerita Panji
Campur Sari
Tari Tradisional Lain
Grafis / Animasi Komputer
Sastra dan Penulisan
Rock
Alternatif
Jazz Fusion
Dang Dut
Folk Song
Musik Jalanan
Kolintang
Paduan Suara
Musik Kampus dan Teater
Seni Lukis
Seni Patung
Aerobik
Balet
Teater
Sanggar Tari
Fashion
Agen Seni
Galeri Seni
Dewan Kesenian Malang
Sanggar Majapahit

Kebudayaan Kota Malang
Kekayaan etnis dan budaya yang dimiliki Kota Malang berpengaruh terhadap kesenian tradisional yang ada. Salah satunya yang terkenal adalah Wayang Topeng Malangan (Topeng Malang), namun kini semakin terkikis oleh kesenian modern. Gaya kesenian ini adalah wujud pertemuan tiga budaya (Jawa Tengahan, Madura, dan Tengger). Hal tersebut terjadi karena Malang memiliki tiga sub-kultur, yaitu sub-kultur budaya Jawa Tengahan yang hidup di lereng gunung Kawi, sub-kultur Madura di lereng gunung Arjuna, dan sub-kultur Tengger sisa budaya Majapahit di lereng gunung Bromo-Semeru. Etnik masyarakat Malang terkenal religius, dinamis, suka bekerja keras, lugas dan bangga dengan identitasnya sebagai Arek Malang (AREMA) serta menjunjung tinggi kebersamaan dan setia kepada Malang.

Di kota Malang juga terdapat tempat yang merupakan sarana apresiasi budaya Jawa Timur yaitu Taman Krida Budaya Jawa Timur, di tempat ini sering ditampilkan aneka budaya khas Jawa Timur seperti Ludruk, Ketoprak, Wayang Orang, Wayang Kulit, Reog, Kuda Lumping, Sendra tari, saat ini bertambah kesenian baru yang semakin berkembang pesat di kota Malang yaitu kesenian “BANTENGAN” kesenian ini merupakan hasil dari kreatifitas dan inovasi masyarakat asli Kota Malang, sejak dahulu sebenarnya kesenian ini sudah dikenal oleh masyarakat Malang namun baru sekaranglah “BANTENGAN” lebih dikenal oleh masyarakat tidak hanya masyarakat lokal namun juga sampai luar daerah bahkan mancanegara. Khusus di Malang sering diadakan pergelaran bantengan hampir setiap perayaan hari besar baik keagamaan maupun peringatan hari kemerdekaan Republik Indonesia.

Festival tahunan yang menjadi event ikon tersendiri Kota Malang juga sering diadakan setiap tahunnya. Beberapa festival kota tahunan diantaranya adalah:

  1. Festival Malang Kembali : Diadakan untuk memperingati HUT Kota Malang, biasa digelar pada tanggal 21 Mei. Festival ini mengusung situasi kota pada masa lalu, mengubah jalan-jalan protokol kota menjadi museum hidup selama kurang lebih 1 minggu festival ini diadakan.
  2. Karnaval Lampion :  Biasa diadakan untuk merayakan hari raya imlek.
  3. Karnaval Bunga.
sumber : http://halindshop.blogspot.com