(sumber: http://forum.kompas.com)
untuk memulai latihan vokal yang baik itu ada beberapa hal yang harus diperhatikan;
1. Relax.
Seluruh badan mulai dari kepala sampai ujung kaki harus diberi latihan supaya santai.
Misal:
ambil napas pelan-pelan, lalu hembuskan. Diulang terus dengan teratur.
Bisa juga pada saat menghembuskan badan kamu bungkukkan badan (kayak posisi rukuk waktu sholat, tapi kepala nggak lihat ke depan, tapi ke bawah (bahkan agak ngeliat ke belakang lewat kolong kedua kaki), juntaikan tangan ke bawah. Digoyangkan biar relax. (posisi kedua telapak kaki lurus ke depan dengan jarak sejengkal di antara keduanya.Lalu perlahan-lahan naik, angkat badan kamu, tapi tumpu kekuatan lewat punggung. Jadi kamu akan ngerasa kalau tulang belakang kamu itu perlahan-lahan naik ke atas ngikutin badanmu yang ikut tegak. Selama proses itu kamu bernapas dengan teratur. (Kalau ada temanmu, dia bisa memijat punggung sembari badanmu naik menuju posisi tegak Itu sangat membantu proses relaksasi.
2. Latih bagian rahang dengan huruf-huruf vokal dan konsonan. Ingat, rahang harus relaks.
A I U E O
latihan diafraghma:
huruf K-Ch-K-ch-sssst-th. dengan tempo cepat.
ho-ho-ho...ha-ha-ha
Lalu latihan wilayah nasal (hidung):
"nya-nya-nya" dengan benar-benar menekankan suara cempreng dari hidung.
Lalu latihan bibir
nyanyikan tangga nada dengan bibir terkatup jadi bunyinya bakal
"brrrrr-brrrr-brrr-brrr"
nyanyikan tangga nada, arpeggio, secara staccato (patah) maupun legato.
Latihan lidah
"La-la-la. ra ra ra, tatata."
(biar ga bosen bisa sekalian latih semuanya pakai tangga nada, arpeggio.)
3. Setelah sudah relaks, kamu baru boleh nyanyi.
Ketika nyanyi, harus konsentrasi dengan target nada. Napas harus teratur dan kontrol power dengan baik.
Gmn??mudahkan,,klo masih kurang paham silahkan ikut kelas les vokal aja..hahahha
:terimakasih:
Sunday, October 14, 2012
Belajar Olah Vokal Sendiri Secara Sederhana
Banyak kan diantara teman2 yang ingin belajar / les vokal ato kepingin bisa nyanyi..? Nah, disini saya ada sedikit tips yang saya dapet dari orang2 yang berpengalaman dibidang vocal.
Bagaimana mengenali bakat diri?
Setiap orang adalah individu yang unik. Setiap orang juga bertanggung jawab atas dirinya sendiri untuk menemukan misi hidupnya masing-masing. Agar kita bisa berkontribusi maksimal, tentunya akan sangat baik bila kita bekerja di bidang yang paling sesuai dengan keunikan kita. Ibaratnya bisa menjadi ikan dalam air, atau burung di udara.
Mengenali bakat merupakan hal yang gampang-gampang susah. Kenalkah Anda dengan JK Rowling? Itu loh, penulis Harry Potter yang buku terakhirnya terjual 8.9 juta hanya dalam waktu semalam di Amerika dan Inggris saja. Semula dia kerja sebagai pelayan toko. Hidupnya susah karena pendapatan yang pas-pasan. Tak disangka dia ternyata berbakat mendongeng. Setiap malam dia mendongeng kepada anaknya, yang kemudian oleh anaknya diceritakan kembali kepada teman-temannya. Tak disangka, dari sanalah muncul motivasi menulis buku fiksi Harry Potter yang ternyata sukses luar biasa di pasaran.
Bagaimana kita bisa mengenali bakat kita sendiri?
Berikut ini empat hal yang bisa dijadikan dugaan awal terhadap apa bakat kita, yaitu : reaksi spontan, tanda masa kecil, cepat belajar, dan kepuasan.
Reaksi spontan
Langkah pertama mengenali bakat adalah memperhatikan reaksi spontan kita terhadap situasi yang muncul. MIsalnya Anda sedang berjalan-jalan di keramaian. Tiba-tiba ada teriakan keras, “Copeet…!” Apa reaksi Anda? Lari mengejar copet? Menghibur korban? Berdiri mematung menganalisa situasi? Bertanya-tanya ke beberapa orang, membuat konfirmasi atas kejadian sebenarnya? Semua itu adalah pilihan yang mungkin diambil. Manakah pilihan spontan Anda? Kalau Anda langsung bertindak, berarti Anda orang yang praktis dan desisif (membuat keputusan cepat). Pada satu situasi yang mendesak bakat mental seperti ini sangat berguna, karena Anda segera bertindak. Pada situasi yang lain, bakat ini justru merugikan, misalnya karena tidak melakukan konfirmasi maka bisa terjebak pada kesalahan penilaian. Bukankah bisa saja yang teriak “copeet..” itu ternyata adalah temannya si copet yang mengalihkan perhatian? Bisa saja ada orang lain yang kemudian menjadi salah sasaran Anda gebukin padahal dialah korban copet yang sesungguhnya.
Yang penting adalah, mengenali reaksi spontan kita. Apakah kita orang praktis? Apakah kita orang analitis? Apakah kita orang yang waspada (sehingga melakukan konfirmasi lebih dahulu)?
Contoh lain, misalnya Anda diajak datang ke sebuah pesta. Apakah Anda akan langsung berbaur dan mengobrol dengan orang lain, bahkan dengan orang yang baru Anda kenal? Ataukah Anda mengambil segelas minuman, lalu berdiri di pojok mengamati orang-orang lain? Atau Anda sibuk dengan ponsel Anda sendiri kirim-kirim SMS ke orang lain dan tidak peduli dengan pesta? Hal ini menunjukkan apakah pribadi Anda introvert (cenderung ke dalam) atau extrovert (cenderung ke luar).
Semua reaksi spontan Anda menunjukkan bakat mental yang sering disebut kepribadian.
Tanda masa kecil
Tanda masa kecil (yearnings) menunjukkan apa bakat natural Anda. Von Neumann, lahir di Hungaria tahun 1903, adalah perumus dasar-dasar komputer. Pada usia 6 tahun telah mampu menghitung pembagian 8 angka hanya di kepala. Pada usia 8 tahun dia sudah belajar kalkulus. Dia juga punya ingatan fotografik, cukup membaca sekilas buku telepon, dia bisa mengingatnya kembali dengan persis. Von Neumann menjadi peletak dasar-dasar komputer. Dia juga arsitek yang merancang bom atom Fat man, yang dijatuhkan di Nagasaki oleh tentara sekutu.
Anna Mary Robertson Moses lahir di pertanian dekat New York. Sejak kecil dia senang mencampur warna, dan membuat sketsa indah dari berbagai buah-buahan. Namun kehidupan pertanian membuatnya tak lagi melukis hingga 40 tahun lamanya. Pada usia 78 tahun barulah dia memiliki waktunya untuk melukis. Selama 23 tahun kemudian hingga saat kematiannya, Moses melukis ribuan karya, dan kemudian terkenal sebagai artis lukis Grandma Moses.
Apa ciri bakat kita saat masa kecil? Pada bidang apa karya Anda masa kecil diakui oleh lingkungan?
Cepat belajar
Cepat belajar (rapid learning/ fast learning) merupakan tanda bahwa Anda berbakat pada bidang tersebut. Terkadang kita sendiri tidak tahu, sampai suatu ketika mendapat kesempatan mempelajari hal baru, dan… blam! rasanya begitu mudah menguasainya.
Henri Matisse tidak pernah menyentuh kuas hingga usia 21 tahun. Pekerjaan sehari-hari adalah klerk seorang pengacara. Sampai suatu ketika dia sakit flu berat, sehingga harus istirahat di tempat tidur. Ibunya berusaha mencarikan kegiatan pengisi waktu. Saat itulah ibunya memberikan seperangkat kuas dan cat. Empat tahun berikutnya dia diterima sebagai mahasiswa berbakat di sekolah seni Paris.
JK Rowling, penulis Harry Potter, juga tidak menyadari punya bakat mendongeng hingga teman-teman anaknya menyatakan begitu menariknya kisah Harry Potter. Kini dia wanita kedua terkaya di Inggris, kalah hanya oleh Ratu Elizabeth.
Jim Clark, seorang dosen yang jenius namun hidupnya kacau balau hingga 2 kali perkawinannya hancur. Lulus SMA dia melamar sebagai tentara Navy. Prestasinya sebagai kelasi begitu buruk sehingga sering dibilang bodoh oleh para atasannya. Sampai suatu ketika salah seorang instrukturnya bilang sebaiknya dia kuliah saja, karena tampaknya dia punya bakat matematika. Dan benar, dia meraih PhD di Computer Science! Setelah itu dia menjadi dosen. namun kebiasaan buruknya yang sering mengabaikan keluarga membuatnya bercerai. Tahun 1978 dia juga dipecat dari New York Institute of technology karena membangkang. Tak dijelaskan bagaimana, dia bergabung ke Stanford University. Pada usia 38 tahun, Clark yang menderita depresi berat, tiba-tiba menemukan pencerahan. Ternyata kehidupan kacaunya itu dikarenakan dia terlalu kreatif sehingga selalu mencari hal baru. Clark terlalu banyak ide. Sejak itu dia mendirikan perusahaan bernilai milyaran dolar, mulai dari Silicon Graphic Inc. (SGI), Netscape (pembuat browser internet), hingga Healtheon (perusahaan medical di internet) yang semuanya sukses besar jual saham dalam IPO. Bakat Jim Clark adalah ide dan visinya.
Tentunya Anda juga ingat dengan Kolonel Sanders. Dia memulai bisnis ayam goreng di usia 66 tahun. Ternyata bisnis restoran adalah hal yang menarik dan mudah dia pelajari.
Kalau ada bidang yang Anda begitu cepat menguasainya, mungkin di situlah bakat Anda.
Kepuasan
Ciri-ciri kita berada di jalur yang benar adalah kalau kita merasa puas dengan apa yang kita lakukan. Orang-orang yang sukses di berbagai bidang menunjukkan kepuasan terhadap pekerjaan mereka, baik pekerjaan itu menghasilkan banyak uang maupun tidak. Kalau Anda senang melihat orang lain tumbuh karena bimbingan kita, maka Anda berbakat menajdi pembina/pendidik. Kalau Anda puas dengan menciptakan hal baru, yang unik dan beda, mungkin Anda berbakat menjadi kreator. Kalau Anda puas bisa traveling ke berbagai penjuru dunia, mungkin Anda berbakat menjadi explorer, seperti Marco Polo dan Ibnu Batutah.
Seringkali yang membuat puas bukanlah sesuatu yang tampak secara fisik. Anda mungkin dosen, yang kadang suka kadang tidak dengan pekerjaan Anda. Setelah diteliti lebih lanjut, ternyata Anda malas mengajar, tapi selalu tertarik dengan berita-berita riset terbaru. Jadi sebenarnya bakat Anda ada di riset, jadi bisa berada dimana saja, misalnya bergabung dengan grup riset di perusahaan besar. Seingat saya, Bondan Winarno adalah seorang pegawai maskapai penerbangan (atau di sekitar itu) yang melakukan banyak perjalanan ke luar negeri. Namun dia lebih dikenal sebagai kolumnis di majalah, yang menceritakan banyak pengalamannya saat pergi ke berbagai negara. Ternyata hobi dia yang lain adalah makanan (kuliner), bukan sebagai pembuat tapi sebagai penikmat makanan. Sekarang dia mengasuh rubrik kuliner di salah satu stasiun TV. Mungkin dia memang berbakat menjadi seorang explorer.
Apa saja yang membuat Anda puas?
Apapun kondisi dan pekerjaan Anda sekarang, tidak ada salahnya untuk terus mencari bakat terbaik kita. Kadang memang kita sendiri, entah kenapa, tidak peka dengan panggilan bakat kita. Tugas kita menemukannya, sampai kapanpun itu akan ditemukan. Seperti kata bijak dari timur, ” Setiap diri kita ini mempunyai misi, tugas kita adalah menemukan dan menjalaninya.”
Disarikan dari buku Now, Discover Your Strengths karya Marcus Buckingham.
(sumber: http://sepia.blogsome.com)
Kesenian Nusantara
Kesenian Jawa Barat
Alat Musik Angklung
Angklung merupakan sebuah alat musik tradisional terkenal yang dibuat dari bambu dan merupakan alat musik asli Jawa Barat, Indonesia. Dulunya, angklung memegang bagian penting dari aktivitas upacara tertentu, khususnya pada musim panen. Suara angklung dipercaya akan mengundang perhatian Dewi Sri (Nyi Sri Pohaci) yang akan membawa kesuburan terhadap tanaman padi para petani dan akan memberikan kebahagian serta kesejahteraan bagi umat manusia.
Angklung yang tertua di dalam sejarah yang masih ada disebut Angklung Gubrag dibuat di Jasinga, Bogor, Indonesia dan usianya telah mencapai 400 tahun. Sekarang ini, beberapa angklung tersebut disimpan di Museum Sri Baduga, Bandung, Indonesia.
Dengan berjalannya waktu, Angklung bukan hanya dikenal di seluruh Nusantara, tetapi juga merambah ke berbagai negara di Asia. Pada akhir abad ke-20, Daeng Soetigna menciptakan angklung yang didasarkan pada skala suara diatonik. Setelah itu, angklung telah digunakan di dalam bisnis hiburan sejak alat musik ini dapat dimainkan secara berpadu dengan berbagai macam alat musik lainnya. Pada tahun 1966, Udjo Ngalagena, seorang siswa dari Tuan Daeng Soetigna mengembangkan angklung berdasarkan skala suara alat musik Sunda, yaitu salendro, pelog, dan madenda.
Macam-macam Angklung :
1. Angklung Kanekes
Angklung di daerah Kanekes (kita sering menyebut mereka Badui) digunakan terutama karena hubungannya dengan upacara padi, bukan semata-mata untuk hiburan orang-orang. Angklung digunakan atau dibunyikan ketika mereka menanam padi di huma (ladang). Angklung ditabuh ketika orang Kanekes menanam padi; ada yang hanya dibunyikan bebas (dikurulungkeun), terutama di Kajeroan (Tangtu, Badui Jero), dan ada yang dengan ritmis tertentu, yaitu di Kaluaran (Baduy Luar). Meski demikian, angklung masih bisa ditampilkan di luar ritus padi dan tetap memunyai aturan, misalnya hanya boleh ditabuh hingga masa ngubaran pare (mengobati padi), sekitar tiga bulan dari sejak ditanamnya padi. Setelah itu, selama enam bulan berikutnya semua kesenian tidak boleh dimainkan, dan boleh dimainkan lagi pada musim menanam padi berikutnya. Menutup angklung dilaksanakan dengan acara yang disebut musungkeun angklung, yaitu nitipkeun (menitipkan, menyimpan) angklung setelah dipakai.
Dalam sajian hiburan, angklung biasanya diadakan saat terang bulan dan tidak hujan. Mereka memainkan angklung di buruan (halaman luas di pedesaan) sambil menyanyikan bermacam-macam lagu, antara lain: "Lutung Kasarung", "Yandu Bibi", "Yandu Sala", "Ceuk Arileu", "Oray-orayan", "Dengdang", "Yari Gandang", "Oyong-oyong Bangkong", "Badan Kula", "Kokoloyoran", "Ayun-ayunan", "Pileuleuyan", "Gandrung Manggu", "Rujak Gadung", "Mulung Muncang", "Giler", "Ngaranggeong", "Aceukna", "Marengo", "Salak Sadapur", "Rangda Ngendong", "Celementre", "Keupat Reundang", "Papacangan", dan "Culadi Dengdang".
Para penabuh angklung sebanyak delapan orang dan tiga penabuh bedug ukuran kecil membuat posisi berdiri sambil berjalan dalam formasi lingkaran. Sementara itu yang lainnya ada yang ngalage (menari) dengan gerakan tertentu yang telah baku tetapi sederhana. Semuanya dilakukan hanya oleh laki-laki. Hal ini berbeda dengan masyarakat Badui Dalam, mereka dibatasi oleh adat dengan berbagai aturan pamali (pantangan, tabu), tidak boleh melakukan hal-hal kesenangan duniawi yang berlebihan. Kesenian semata-mata dilakukan untuk keperluan ritual.
Nama-nama angklung di Kanekes dari yang terbesar adalah: indung, ringkung, dongdong, gunjing, engklok, indung leutik, torolok, dan roel. Roel yang terdiri dari dua buah angklung dipegang oleh seorang. Nama-nama bedug dari yang terpanjang adalah: bedug, talingtit, dan ketuk. Penggunaan instrumen bedug terdapat perbedaan, yaitu di kampung-kampung Kaluaran mereka memakai bedug sebanyak tiga buah. Di Kajeroan, kampung Cikeusik, hanya menggunakan bedug dan talingtit, tanpa ketuk. Di Kajeroan, Kampung Cibeo, hanya menggunakan bedug, tanpa talingtit dan ketuk.
Di Kanekes yang berhak membuat angklung adalah orang Kajeroan (Tangtu, Badui Jero). Kajeroan terdiri dari tiga kampung, yaitu Cibeo, Cikartawana, dan Cikeusik. Di ketiga kampung ini tidak semua orang bisa membuatnya, hanya yang punya keturunan dan berhak saja yang mengerjakannya di samping adanya syarat-syarat ritual. Pembuat angklung di Cikeusik yang terkenal adalah Ayah Amir (59), dan di Cikartawana Ayah Tarnah. Orang Kaluaran membeli dari orang Kajeroan di tiga kampung tersebut.
2. Angklung Dogdog Lojor
Kesenian dogdog lojor terdapat di masyarakat Kasepuhan Pancer Pangawinan atau kesatuan adat Banten Kidul yang tersebar di sekitar Gunung Halimun (berbatasan dengan Sukabumi, Bogor, dan Lebak). Meski kesenian ini dinamakan dogdog lojor, yaitu nama salah satu instrumen di dalamnya, tetapi di sana juga digunakan angklung karena kaitannya dengan acara ritual padi. Setahun sekali, setelah panen seluruh masyarakat mengadakan acara Serah Taun atau Seren Taun di pusat kampung adat. Pusat kampung adat sebagai tempat kediaman kokolot (sesepuh) tempatnya selalu berpindah-pindah sesuai petunjuk gaib.
Tradisi penghormatan padi pada masyarakat ini masih dilaksanakan karena mereka termasuk masyarakat yang masih memegang teguh adat lama. Secara tradisi mereka mengaku sebagai keturunan para pejabat dan prajurit keraton Pajajaran dalam baresan pangawinan (prajurit bertombak). Masyarakat Kasepuhan ini telah menganut agama Islam dan agak terbuka akan pengaruh modernisasi, serta hal-hal hiburan kesenangan duniawi bisa dinikmatinya. Sikap ini berpengaruh pula dalam dalam hal fungsi kesenian yang sejak sekitar tahun 1970-an, dogdog lojor telah mengalami perkembangan, yaitu digunakan untuk memeriahkan khitanan anak, perkawinan, dan acara kemeriahan lainnya.
Instrumen yang digunakan dalam kesenian dogdog lojor adalah dua buah dogdog lojor dan empat buah angklung besar. Keempat buah angklung ini memunyai nama, yang terbesar dinamakan gonggong, kemudian panembal, kingking, dan inclok. Tiap instrumen dimainkan oleh seorang, sehingga semuanya berjumlah enam orang. Lagu-lagu dogdog lojor di antaranya: "Bale Agung", "Samping Hideung", "Oleng-oleng Papanganten", "Si Tunggul Kawung", "Adulilang", dan "Adu-aduan". Lagu-lagu ini berupa vokal dengan ritmis dogdog dan angklung cenderung tetap.
3. Angklung Gubrag
Angklung gubrag terdapat di Kampung Cipining, Kecamatan Cigudeg, Bogor. Angklung ini telah berusia tua dan digunakan untuk menghormati dewi padi dalam kegiatan melak pare (menanam padi), ngunjal pare (mengangkut padi), dan ngadiukeun (menempatkan) ke leuit (lumbung). Dalam mitosnya angklung gubrag mulai ada ketika suatu masa Kampung Cipining mengalami musim paceklik.
4. Angklung Badeng
Badeng merupakan jenis kesenian yang menekankan segi musikal dengan angklung sebagai alat musiknya yang utama. Badeng terdapat di Desa Sanding, Kecamatan Malangbong, Garut. Dulu berfungsi sebagai hiburan untuk kepentingan dakwah Islam. Diduga badeng telah digunakan masyarakat sejak lama dari masa sebelum Islam untuk acara-acara yang berhubungan dengan ritual penanaman padi. Sebagai seni untuk dakwah badeng dipercaya berkembang sejak Islam menyebar di daerah ini sekitar abad ke-16 atau ke-17. Pada masa itu penduduk Sanding, Arpaen, dan Nursaen belajar agama Islam ke Kerajaan Demak. Setelah pulang dari Demak mereka berdakwah menyebarkan agama Islam. Salah satu sarana penyebaran Islam yang digunakannya adalah dengan kesenian badeng.
Angklung yang digunakan sebanyak sembilan buah, yaitu dua angklung roel, satu angklung kecer, empat angklung indung dan angklung bapa, dua angklung anak, dua buah dogdog, dua buah terbang atau gembyung, serta satu kecrek. Teksnya menggunakan bahasa Sunda yang bercampur dengan bahasa Arab. Dalam perkembangannya sekarang digunakan pula bahasa Indonesia. Isi teks memuat nilai-nilai Islami dan nasihat-nasihat baik, serta menurut keperluan acara. Dalam pertunjukannya selain disajikan lagu-lagu, disajikan pula atraksi kesaktian, seperti mengiris tubuh dengan senjata tajam. Lagu-lagu badeng: "Lailahaileloh", "Ya’ti", "Kasreng", "Yautike", "Lilimbungan", dan "Solaloh".
5. Angklung Buncis
Buncis merupakan seni
pertunjukan yang bersifat hiburan, di antaranya terdapat di Baros
(Arjasari, Bandung). Pada mulanya buncis digunakan pada acara-acara
pertanian yang berhubungan dengan padi. Tetapi pada masa sekarang
buncis digunakan sebagai seni hiburan. Hal ini berhubungan dengan
semakin berubahnya pandangan masyarakat yang mulai kurang mengindahkan
hal-hal berbau kepercayaan lama. Tahun 1940-an dapat dianggap sebagai
berakhirnya fungsi ritual buncis dalam penghormatan padi, karena sejak
itu buncis berubah menjadi pertunjukan hiburan. Sejalan dengan itu
tempat-tempat penyimpanan padi pun (leuit, lumbung) mulai
menghilang dari rumah-rumah penduduk, diganti dengan tempat-tempat
karung yang lebih praktis, dan mudah dibawa ke mana-mana. Padi pun
sekarang banyak yang langsung dijual, tidak disimpan di lumbung. Dengan
demikian kesenian buncis yang tadinya digunakan untuk acara-acara ngunjal (membawa padi) tidak diperlukan lagi.
Nama kesenian buncis berkaitan dengan sebuah teks lagu yang terkenal di kalangan rakyat, yaitu "cis kacang buncis nyengcle ...". Teks tersebut terdapat dalam kesenian buncis, sehingga kesenian ini dinamakan buncis.
Instrumen yang digunakan dalam kesenian buncis: dua angklung indung, dua angklung ambrug, satu angklung panempas, dua angklung pancer, satu angklung enclok, tiga buah dogdog (satu talingtit, satu panembal, dan satu badublag). Dalam perkembangannya kemudian ditambah dengan tarompet, kecrek, dan goong. Angklung buncis berlaras salendro dengan lagu vokal bisa berlaras madenda atau degung. Lagu-lagu buncis di antaranya: "Badud", "Buncis", "Renggong", "Senggot", "Jalantir", "Jangjalik", "Ela-ela", "Mega Beureum". Sekarang lagu-lagu buncis telah menggunakan pula lagu-lagu dari gamelan, dengan penyanyi yang tadinya laki-laki pemain angklung, kini oleh wanita khusus untuk menyanyi.
Dari beberapa jenis musik bambu di Jawa Barat (angklung) di atas, adalah beberapa contoh saja tentang seni pertunjukan angklung, yakni: angklung buncis (Priangan/Bandung), angklung badud (Priangan Timur/Ciamis), angklung bungko (Indramayu), angklung gubrag (Bogor), angklung ciusul (Banten), angklung dog dog lojor (Sukabumi), angklung badeng (Malangbong, Garut), dan angklung padaeng yang identik dengan angklung nasional dengan tangga nada diatonis, yang dikembangkan sejak tahun 1938. Angklung khas Indonesia ini berasal dari pengembangan angklung Sunda. Angklung Sunda yang bernada lima (salendro atau pelog) oleh Daeng Sutigna alias Si Etjle (1908—1984) diubah nadanya menjadi tangga nada Barat (solmisasi) sehingga dapat memainkan berbagai lagu lainnya. Hasil pengembangannya kemudian diajarkan ke siswa-siswa sekolah dan dimainkan secara orkestra besar.
Alat Musik Calung
Calung adalah alat musik Sunda yang merupakan prototipe (purwarupa) dari angklung. Berbeda dengan angklung yang dimainkan dengan cara digoyangkan, cara menabuh calung adalah dengan memukul batang (wilahan, bilah) dari ruas-ruas (tabung bambu) yang tersusun menurut titi laras (tangga nada) pentatonik (da-mi-na-ti-la). Jenis bambu untuk pembuatan calung kebanyakan dari awi wulung (bambu hitam), namun ada pula yang dibuat dari awi temen (bambu yang berwarna putih).
Pengertian calung selain sebagai alat musik juga melekat dengan sebutan seni pertunjukan. Ada dua bentuk calung Sunda yang dikenal, yakni calung rantay dan calung jinjing.
macam-macam calung :
Calung rantay bilah tabungnya dideretkan dengan tali kulit waru (lulub) dari yang terbesar sampai yang terkecil, jumlahnya 7 wilahan (7 ruas bambu) atau lebih. Komposisi alatnya ada yang satu deretan dan ada juga yang dua deretan (calung indung dan calung anak/calung rincik). Cara memainkan calung rantay dipukul dengan dua tangan sambil duduk bersilah, biasanya calung tersebut diikat di pohon atau bilik rumah (calung rantay Banjaran-Bandung), ada juga yang dibuat ancak "dudukan" khusus dari bambu/kayu, misalnya calung tarawangsa di Cibalong dan Cipatujah, Tasikmalaya, calung rantay di Banjaran dan Kanekes/Baduy.
2. Calung Jinjing
Adapun calung jinjing berbentuk deretan bambu bernada yang disatukan dengan sebilah kecil bambu (paniir). Calung jinjing terdiri atas empat atau lima buah, seperti calung kingking (terdiri dari 12 tabung bambu), calung panepas (5 /3 dan 2 tabung bambu), calung jongjrong(5 /3 dan 2 tabung bambu), dan calung gonggong (2 tabung bambu). Kelengkapan calung dalam perkembangannya dewasa ini ada yang hanya menggunakan calung kingking satu buah, panempas dua buah dan calung gonggong satu buah, tanpa menggunakan calung jongjrong Cara memainkannya dipukul dengan tangan kanan memakai pemukul, dan tangan kiri menjinjing/memegang alat musik tersebut. Sedangkan teknik menabuhnya antar lain dimelodi, dikeleter, dikemprang, dikempyung, diraeh, dirincik, dirangkep (diracek), salancar, kotrek dan solorok.
Perkembangan
Jenis calung yang sekarang berkembang dan dikenal secara umum yaitu calung jinjing. Calung jinjing adalah jenis alat musik yang sudah lama dikenal oleh masyarakat Sunda, misalnya pada masyarakat Sunda di daerah Sindang Heula - Brebes, Jawa tengah, dan bisa jadi merupakan pengembangan dari bentuk calung rantay. Namun di Jawa Barat, bentuk kesenian ini dirintis popularitasnya ketika para mahasiswa Universitas Padjadjaran (UNPAD) yang tergabung dalam Departemen Kesenian Dewan Mahasiswa (Lembaga kesenian UNPAD) mengembangkan bentuk calung ini melalui kreativitasnya pada tahun 1961. Menurut salah seorang perintisnya, Ekik Barkah, bahwa pengkemasan calung jinjing dengan pertunjukannya diilhami oleh bentuk permainan pada pertunjukan reog yang memadukan unsur tabuh, gerak dan lagu dipadukan. Kemudian pada tahun 1963 bentuk permainan dan tabuh calung lebih dikembangkan lagi oleh kawan-kawan dari Studiklub Teater Bandung (STB; Koswara Sumaamijaya dkk), dan antara tahun 1964 - 1965 calung lebih dimasyarakatkan lagi oleh kawan-kawan di UNPAD sebagai seni pertunjukan yang bersifat hiburan dan informasi (penyuluhan (Oman Suparman, Ia Ruchiyat, Eppi K., Enip Sukanda, Edi, Zahir, dan kawan-kawan), dan grup calung SMAN 4 Bandung (Abdurohman dkk). Selanjutnya bermunculan grup-grup calung di masyarakat Bandung, misalnya Layung Sari, Ria Buana, dan Glamor (1970) dan lain-lain, hingga dewasa ini bermunculan nama-nama idola pemain calung antara lain Tajudin Nirwan, Odo, Uko Hendarto, Adang Cengos, dan Hendarso.Perkembangan kesenian calung begitu pesat di Jawa Barat, hingga ada penambahan beberapa alat musik dalam calung, misalnya kosrek, kacapi, piul (biola) dan bahkan ada yang melengkapi dengan keyboard dan gitar. Unsur vokal menjadi sangat dominan, sehingga banyak bermunculan vokalis calung terkenal, seperti Adang Cengos, dan Hendarso.
KABAR BARU PEKERJA SENI AKAN DISERTIFIKASI
Dalam bidang budaya Pemerintah nampak makin arif (? )
Melalui Pembantunya Wamen Dikbud .Bidang Kebudayaan ) Prof Ir.Wiedu Nuryanti M.Arc.Ph.D , menyatakan "Pekerja seni yang banyak ke Indonesia , penyanyi hotel dari Philipina dan penari dari Korea. karena itu Kemendikbud akan mengadakan sertifikasi pekerja seni , agar mereka dapat dihargai sama dengan pekerja seni dari manca negara.
Setifikasi dibedakan kompetensinya . Misalnya untuk menjadi dalang yang bersertifikasi harus mampu apa saja .(? dari pen.) Kemanpuan tersebut harus dppatakan dulu .Setelah itu dibuat standarnya .
Kementerian sedang membuat standar kompetensi .Menurutnya , sertifikasi pekerja seni tersebut merupakan reformasi pembangunan kebudayaan .Hal serupa akan dilakukan pada karakter ,bidang seni dan perfileman serta diplomasi .
Ia menjanjikan , sarana prasarana akan ditingkatkan dan juga fasilitas -fasilitas kesenian disekolah, membantu sarana prasaranan seni masuk sekolah akan digalakkan . Demikian Wamen Dikbud Bidang Kebudayaan Prof.Ir.Wiendu Nuryanti M.Arc.Ph.D. dalam keterangannya di Borobudur yang dicatat oleh Suara Merdeka, Maret 1 Mei 2012 .
Meskipun telah lama banyak orang memberikan warning akan runtuhnya budaya kita dan diganti budaya lain tampaknya pemerintah tak mau diongget ongget dan bersikukuh pada masalah perutumbuhan ekonomi , yang justru banyak melahirkan korupsi dan mafia , kericuhan ynng selalu menghiasi layar televesi , dan kita semua menikmatinya .
Demikian pula meskipun ide ini dapat dikatagorikan kagetan ( kaget setelah betul betul mau ambruk ) namun karena beliau baru menjabat kedudukan tersebut kita appresiasi sengan penuh harapan , agar dapat sejalan dengan pemikiran pemikiran yang sudah berkembang , tak memambah masalah baru . Semoga angin segar yang ini ;
- Selalu mengingat reformasi kebudayaan jangan terperosok sebagaimana dikemukakan Pak Sultan Hamengku Buwono IX "Sultan yang tampil sebagai pembicara kunci menilai reformasi telah tercabut dari akar hakikatnya , konmimen terhadap perubhan dan perbaikan , karena digantikan oleh ketidak pastian yang disengaja diciptakan oleh mereka yang diuntungkan dari kepastian itu .
- Selalu bertumpu pada UUD 45 Pasal 32 (1) Negara memajukan kebudayaan nasional dengan menjamin kebebasan masyarakat dalam memelhara dan mengembangkan nilai nilai budayanya.
- Negara menghormati dan memelihara bahasa daerah sebagai kekayaan budaya nasional .(sumber: http://aggra-institute.blogspot.com)
Kisah Sederhana Namun Penuh Makna
Seorang anak lahir setelah 11 tahun pernikahan. Mereka adalah pasangan yang
saling mencintai dan anak itu adalah buah hati mereka. Saat anak tersebut
berumur
dua tahun, suatu pagi si ayah melihat sebotol obat yg terbuka. Dia terlambat
untuk ke kantor maka dia meminta istrinya untuk menutupnya dan menyimpannya
di lemari. Istrinya, karena kesibukannya di dapur sama sekali melupakan hal
tersebut.
Anak itu melihat botol itu dan dengan riang memainkannya. Karena tertarik
dengan warna obat tersebut lalu si anak memakannya semua. Obat tersebut
adalah
obat yang keras yang bahkan untuk orang dewasa pun hanya dalam dosis kecil
saja. Sang istri segera membawa si anak ke rumah sakit. Tapi si anak tidak
tertolong.
Sang istri ngeri membayangkan bagaimana dia harus menghadapi suaminya.
Ketika si suami datang ke rumah sakit dan melihat anaknya yang telah
meninggal, dia melihat kepada istrinya dan mengucapkan 3 kata.
PERTANYAAN :
1. Apa 3 kata itu ?
2. Apa makna cerita ini ?
JAWABAN :
(1) Sang Suami hanya mengatakan "SAYA BERSAMAMU ISTRIKU"
Reaksi sang suami yang sangat tidak disangka-sangka adalah sikap yang
proaktif. Si anak sudah meninggal, tidak bisa dihidupkan kembali. Tidak ada
gunanya
mencari-cari kesalahan pada sang istri. Lagipula seandainya dia menyempatkan
untuk menutup dan menyimpan botol tersebut maka hal ini tdk akan terjadi.
Tidak ada yang perlu disalahkan. Si istri juga kehilangan anak semata
wayangnya. Apa yang si istri perlu saat ini adalah penghiburan dari sang
suami dan
itulah yang diberikan suaminya sekarang. Jika semua orang dapat melihat
hidup dengan cara pandang seperti ini maka akan terdapat jauh lebih sedikit
permasalahan
di dunia ini.
"Perjalanan ribuan mil dimulai dengan satu langkah kecil"
Buang rasa iri hati, cemburu, dendam, egois dan ketakutanmu. Kamu akan
menemukan bahwa sesungguhnya banyak hal tidak sesulit yang kau bayangkan.
(2) MORAL CERITA
Cerita ini layak untuk dibaca. Kadang kita membuang waktu hanya untuk
mencari kesalahan orang lain atau siapa yang salah dalam sebuah hubungan
atau dalam
pekerjaan atau dengan orang yang kita kenal. Hal ini akan membuat kita
kehilangan kehangatan dalam hubungan antar manusia.(sumber: http://pmkstan.org)
saling mencintai dan anak itu adalah buah hati mereka. Saat anak tersebut
berumur
dua tahun, suatu pagi si ayah melihat sebotol obat yg terbuka. Dia terlambat
untuk ke kantor maka dia meminta istrinya untuk menutupnya dan menyimpannya
di lemari. Istrinya, karena kesibukannya di dapur sama sekali melupakan hal
tersebut.
Anak itu melihat botol itu dan dengan riang memainkannya. Karena tertarik
dengan warna obat tersebut lalu si anak memakannya semua. Obat tersebut
adalah
obat yang keras yang bahkan untuk orang dewasa pun hanya dalam dosis kecil
saja. Sang istri segera membawa si anak ke rumah sakit. Tapi si anak tidak
tertolong.
Sang istri ngeri membayangkan bagaimana dia harus menghadapi suaminya.
Ketika si suami datang ke rumah sakit dan melihat anaknya yang telah
meninggal, dia melihat kepada istrinya dan mengucapkan 3 kata.
PERTANYAAN :
1. Apa 3 kata itu ?
2. Apa makna cerita ini ?
JAWABAN :
(1) Sang Suami hanya mengatakan "SAYA BERSAMAMU ISTRIKU"
Reaksi sang suami yang sangat tidak disangka-sangka adalah sikap yang
proaktif. Si anak sudah meninggal, tidak bisa dihidupkan kembali. Tidak ada
gunanya
mencari-cari kesalahan pada sang istri. Lagipula seandainya dia menyempatkan
untuk menutup dan menyimpan botol tersebut maka hal ini tdk akan terjadi.
Tidak ada yang perlu disalahkan. Si istri juga kehilangan anak semata
wayangnya. Apa yang si istri perlu saat ini adalah penghiburan dari sang
suami dan
itulah yang diberikan suaminya sekarang. Jika semua orang dapat melihat
hidup dengan cara pandang seperti ini maka akan terdapat jauh lebih sedikit
permasalahan
di dunia ini.
"Perjalanan ribuan mil dimulai dengan satu langkah kecil"
Buang rasa iri hati, cemburu, dendam, egois dan ketakutanmu. Kamu akan
menemukan bahwa sesungguhnya banyak hal tidak sesulit yang kau bayangkan.
(2) MORAL CERITA
Cerita ini layak untuk dibaca. Kadang kita membuang waktu hanya untuk
mencari kesalahan orang lain atau siapa yang salah dalam sebuah hubungan
atau dalam
pekerjaan atau dengan orang yang kita kenal. Hal ini akan membuat kita
kehilangan kehangatan dalam hubungan antar manusia.(sumber: http://pmkstan.org)
Makalah Karangan dan Kerangka Karangan
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sebagai bagian dari kegiatan berbahasa, menulis
berkaitan erat dengan aktivitas berpikir. Keduanya saling melengkapi. Menurut
Syafie’ie (1988:42), secara psikologis menulis memerlukan kerja otak, kesabaran pikiran, kehalusan perasan, kemauan yang keras.
Menulis dan berpikir merupakan dua kegiatan yang dilakukan secara bersama dan
berulang-ulang. Dengan kata lain, tulisan adalah wadah yang sekaligus merupakan
hasil pemikiran. Melalui kegiatan menulis, penulis dapat mengkomunikasikan
pikirannya. Melalui kegiatan berpikir, penulis dapat meningkatkan kemampuannya
dalam menulis.
Mengemukakan gagasan secara
tertulis tidaklah mudah. di samping dituntut kemampuan berpikir yang memadai,
juga dituntut berbagai aspek terkait lainnya, misalnya penguasaan materi
tulisan, pengetahuan bahasa tulis, dan motivasi yang kuat. Untuk menghasilkan
tulisan yang baik, setiap penulis hendaknya memiliki tiga keterampilan dasar
dalam menulis, yaitu keterampilan berbahasa, keterampilan penyajian, dan
keterampilan pewajahan. Ketiga keterampilan ini harus saling menunjang atau
isi-mengisi. Kegagalan dalam salah satu komponen dapat mengakibatkan gangguan
dalam menuangkan ide secara tertulis.
Karangan adalah suatu karya tulis hasil dari kegiatan
seseorang untuk mengungkapkan gagasan dan menyampaikanya melalui bahasa tulis
kepada pembaca untuk dipahami. Lima
jenis karangan yang umum dijumpai dalam keseharian adalah narasi, deskripsi,
eksposisi, argumentasi, dan persuasi.
Kerangka karangan adalah rencana penulisan yang memuat
garis-garis besar dari suatu karangan yang akan ditulis, dan merupakan
rangkaian ide-ide yang disusun secara sistematis, logis, jelas, terstruktur,
dan teratur. Kerangka karangan dibuat untuk mempermudah penulisan agar tetap
terarah dan tidak keluar dari topik atau tema yang dituju. Pembuatan kerangka karangan ini sangat penting,
terutama bagi penulis pemula, agar tulisan tidak kaku dan penulis tidak bingung
dalam melanjutkan tulisannya.
Mengingat
hal ini sangatlah penting untuk dibahas, maka penulis mengambil judul dalam
makalah ini adalah ” Karangan dan Kerangka Karangan ” yang akan dibahas dalam
bab selanjutnya.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Karangan
Karangan adalah karya tulis hasil dari kegiatan
seseorang untuk mengungkapkan gagasan dan menyampaikanya melalui bahasa tulis
kepada pembaca untuk dipahami. Untuk dapat mengarang suatu tulisan perlu
terlebih dahulu mengerti dan memahami beberapa pengertian yang menyangkut
kegiatan itu :
- Mengarang adalah segenap rangkaian kegiatan seseorang mengungkapkan gagasan dan menyampaikan melalui bahasa tulis kepada masyarakat pembaca untuk dipahami.
- Karangan adalah hasil perwujudan gagasan seseorang dalam bahasa tulis yang dapat dibaca dan dimengerti oleh masyarakat pembaca.
- Pengarang adalah seseprang yang karena kegemarannya atau berdasarkan bidang kerjanya melakukan kegiatan mengarang.
- Karang-mengarang adalah kegiatan atau pekerjaan.
A. Penulisan Garis Besar Karangan
1. Proses
penyusunan garis besar
Setiap karangan mengandung ide dari pengarang .
proses mengarang dimulai dengan lahirnya sebuah ide induk yang
terpikirkan atau ditemukan oleh seseorang yang akan mengarang. Ide induk itu
biasanya terlampau luas, cukup kabur, dan perlu diolah lebih lanjut untuk
menjadi suatu topic aau pokok soal karangan yang memadai.
Ide induk yang menjadi pangkal awal sesuatu
karangan hendaknya juga dikembangkan. Setelah ide induk dikembangkan,
memilih salah satu di antara rincian ide-ide yang muncul untuk dijadikan topik
karangan. Topik dibatasi dengan sebuah tema tertentu. Tema adalah sesuatu segi,
unsur, atau faktor dari topik yang akan dijadikan pusat pembicaraan. Jadi, pada
topik itu ditentukan salah satu segi, unsur, atau faktornya yang akan dijadikan
acara pembicaraan.
Topik yang telah dibatasi dengan tema itu merupakan
pendapat atau pangkal tolak pengarang yang setelah ditulis lengkap menjadi
karangan yang diharapkannya. Pendapat atau pangkal tolak pengarang dapat lah
disebut ide pokok karangan yang bisa dan sebaiknya dirumuskan dalam sebuah
kalimat ide pokok. Kalimat ide pokok itu dapat dikatakan merupakan inti dari
seluruh karangan.
Langkah yang terakhir mengurai rumusan kalimat ide
pokok menjadi sebuah garis besar karangan. Garis besar, rangka, atau disebut
juga outline adalah suatu rencana karangan yang menunjukan ide-ide (dari ide
pokok sampai ide pendukung dan ide penegas) yang berhubungan satu sama lain
secara tertib untuk kemudian dikembangkan menjadi sebuah karangan yang lengkap
dan utuh.
Demikian, secara ringkas proses ide induk menjadi
garis besar karangan menempuh enam langkah yang berikut :
a.
Mengembangbiakan ide induk.
b.
Memilih salah satu ide menjadi
pokok soal yang akan ditulis.
c.
Membatasi topik dengan sesuatu
segi/unsur/factor.
d.
Merumuskan topik berikut temanya
dalam sebuah pernyataan.
e.
Mengurai rumusan ide pokok menjadi
kerangka karangan.
2.
Manfaat Garis Besar Karangan
Mengenai pentingnya dan manfaat garis besar karangan,
tanpa outline acapkali masalah dan uraian yang disuguhkan menjadi kabur, kurang
jelas, banyak bahan yang terlupa, ada bagian yang sejajar tetapi di uaraikan
tidak seimbang. Dari outline, tampak tubuh karangan secara keseluruhan. Outline
merupakan maniatur karangan. Struktur dan sistematika terlihat jelas
dari outline. Dengan outline dapat memperhatikan bagian-bagian atau
detail-detail karangan secara utuh dan total.
B. Penulisan karangan yang jelas
1. Proses
Penyusunan Karangan
Setiap karangan pada dasarnya adalah serangkaian ide
seseorang yang telah ditata dan dituangkan menjadi sebuah garis besar.
Penulisan suatu karangan tidak lain ialah mewujudkan garis besar itu manjadi
rangkain alinea yang berkesinambungan dari alinea awal sampai alinea akhir
secara tertib dalam kalimat-kalimat yang jelas dan lengkap. Teknik yang tepat
dalam mengarang adalah mengungkapkan satuan-satuan ide yang telah dikembangkan
terlebih dahulu kedalam rangkaian kalimat-kalimat.
Rangkaian ide seseorang yang telah dituangkan dalam
sebuah garis besar karangan perlu ditulis sehingga menjadi alinea-alinea yang
dapat dibedakan menjadi 3 kelompok :
- Alinea awal (merupakan bagian pembukaan karangan)
- Alinea tengah (bisa lebih dari pada satu alinea bila mana pokok-pokok pikiran yang akan diuraikan cukup luas.) ini menjadi bagian batang tubuh karangan.
- Alinea akhir (bagian penutup karangan)
Suatu karangan yang jelas
sekurang-kurangnya mempunyai 4 ciri sebagai berikut:
- Mudah ( karangan yang jelas ialah yang dapat mudah dimengerti oleh pembaca.)
- Sederhana (karangan yang jelas tidak berlebih-lebihan dengan kalimat-kalimat dan kata-kata.)
- Langsung (karangan yang jelas ialah yang tidak berbelit-belit ketika menyampaikan pokok soalnya.)
- Tepat (karangan yang jelas ialah yang dapat melukiskan secara betul ide-ide yang dapat dalam pikiran penulis.)
2.2 Kerangka Karangan
Kerangka karangan merupakan rencana penulisan yang
memuat garis- garis besar dari suatu karangan yang akan digarap, dan merupakan
rangkaian ide-ide yang disusun secara sistematis, logis, jelas, terstruktur,
dan teratur.
Pada umumnya kerangka karangan merupakan rencana garis
besar karangan berdasarkan tingkat kepentingannya (teratur tentang pembagian
dan penyusunan gagasan), serta pedoman bagi pembaca untuk mengetahui isi suatu
karangan. Kerangka karangan yang belum final disebut outline sementara,
sedangkan kerangka karangan yang sudah tersusun rapi dan lengkap disebut
outline final. Didalam Bahasa Indonesia penulisan kerangka karangan membantu
penulis untuk melihat gagasan-gagasan dalam sekilas pandang, sehingga dapat
dipastikan apakah susunan dan hubungan timbal-balik antara gagasan-gagasan itu
sudah tepat, apakah gagasan-gagasan itu sudah disajikan dengan baik, harmonis
dalam perimbangannya.
Kerangka karangan merupakan miniatur atau prototipe dari sebuah karangan. Dalam bentuk miniatur ini karangan tersebut dapat diteliti, dianalisis, dan dipertimbangkan secara menyeluruh, bukan secara terlepas-lepas.
Kerangka karangan merupakan miniatur atau prototipe dari sebuah karangan. Dalam bentuk miniatur ini karangan tersebut dapat diteliti, dianalisis, dan dipertimbangkan secara menyeluruh, bukan secara terlepas-lepas.
A. Pengertian KerangkaKarangan
Pengertian Outline menurut bahasa adalah : kerangka,
regangan, gari besar, atau guratan. Jadi Outline merupakan rencana penulisan
yang memuat garis-garis besar dari suatu karangan yang akan digarap dan
merupakan rangkaian ide-ide yang disusun secara sistematis, logis, jelas,
terstruktur, dan teratur.
Sedangkan Karangan merupakan karya tulis hasil dari
kegiatan seseorang untuk mengungkapkan gagasan dan menyampaikanya melalui
bahasa tulis kepada pembaca untuk dipahami. Lima jenis karangan yang umum dijumpai dalam
keseharian adalah narasi, deskripsi, eksposisi, argumentasi, dan persuasi.
Jadi jika
kita satukan dua kata tersebut pengertian Kerangka karangan adalah rencana
teratur tentang pembagian dan penyusunan gagasan. Kerangka karangan yang
belum final di sebut outline sementara sedangkan kerangka karangan yang sudah
tersusun rapi dan lengkap disebut outline final.
Kerangka karangan merupakan suatu rencana kerja yang
memuat garis-garis besar dari suatu karangan atau tulisan yang akan ditulis
atau dibahas,susunan sistematis dari pikiran-pikiran utama dan pikiran-pikiran
penjelas yang akan menjadi pokok tulisan.
Kerangka karangan merupakan suatu rencana kerja yang
memuat garis-garis besar dari suatu karangan atau tulisan yang akan ditulis
atau dibahas, susunan sistematis dari pikiran-pikiran utama dan pikiran-pikiran
penjelas yang akan menjadi pokok tulisan, atau dapat juga didefinisikan sebagai
satu metode dalam pembuatan karangan yang mana topiknya dipecah kedalam sub-sub
topik dan mungkin dipecah lagi kedalam sub-sub topik yang lebih terperinci.
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Setelah dibahas dalam bab sebelumnya akhirnya penulis
dapat menarik kesimpulan bahwa Karangan adalah suatu karya tulis hasil dari
kegiatan seseorang untuk mengungkapkan gagasan dan menyampaikanya melalui
bahasa tulis kepada pembaca untuk dipahami. Lima jenis karangan yang umum dijumpai dalam
keseharian adalah narasi, deskripsi, eksposisi, argumentasi, dan persuasi.
Sedangkan Kerangka karangan adalah rencana penulisan yang
memuat garis-garis besar dari suatu karangan yang akan ditulis, dan merupakan
rangkaian ide-ide yang disusun secara sistematis, logis, jelas, terstruktur,
dan teratur. Kerangka karangan dibuat untuk mempermudah penulisan agar tetap
terarah dan tidak keluar dari topik atau tema yang dituju. Pembuatan kerangka karangan ini sangat penting,
terutama bagi penulis pemula, agar tulisan tidak kaku dan penulis tidak bingung
dalam melanjutkan tulisannya.
Jadi kedua
pembahasan ini sangatlah berkaitan karena jika kita ingin membuat suatu
karangan yang sistematis, logis, jelas, terstruktur, dan teratur maka sebelum
pembuatan karangan itu harus terlebih dulu kita membuat sebuah kerangka
karangan agar pada karangan tersebut menjadi
terarah dan tidak keluar dari topik atau tema yang dituju.
B. Saran
Dalam
pembuatan karangan haruslah di buat suatu kerangka karangan agar mendapatkan
suatu hasil karangan yang sistematis, logis, jelas, terstruktur dan teratur
tentunya akan menghasilkan suatu karangan yang berkualitas.
Saturday, October 13, 2012
Download Naskah Lakon "Islam"
Langsung aja Sobat Download Di Sini
Sedikit keterangan: naskah ini murni buatan sendiri sobat,,,jadi kami ikhlas buat sampean download dengan gatis,,,,
Petani Vs Sales
Seorang sales sedang mencoba membujuk seorang petani untuk membeli sebuah sepeda.
Si petani menolak untuk membeli sebuah sepeda, tapi ternyata si sales tampaknya tidak mudah menyerah.
“Hei … daripada membeli sepeda, lebih baik aku habiskan uangku untuk pelihara sapi,” kata si petani.
“Ah,” jawab si sales, “tapi coba pikir deh … Anda akan sangat terlihat bodoh jika Anda bepergian dengan mengendarai seekor sapi.”
“Huhh!!” hardik si petani. “Apakah tidak lebih bodoh jika orang melihatku memerah sebuah sepeda!”
?????
ingin lebih seru? Baca Selengkapnya Di Sini
Sama-Sama Pintar
Dodol baru saja mendapat warisan tak terkira banyaknya dari ayahnya yang
telah meninggal. Pikir punya pikir, makin pusing jadinya, entah harus
ditaruh di mana uang sebanyak itu.
Mau ditaruh di bank, akhir-akhir ini lagi banyak kasus bank.
Mau ditaruh di bawah bantal, nanti pas maling masuk tetap aja nggak aman.
Mau ditaruh di kulkas, lebih nggak masuk di akal lagi.
Akhirnya, setelah merenung sesaat, dia pun mendapatkan ide untuk mengubur uang itu di belakang rumah. Selesai menguburnya, ia menaruh papan bertuliskan “TIDAK ADA UANG DI SINI”, lalu meninggalkan tempat itu dengan perasaan puas.
Jono, sang tetangga, ternyata diam-diam melihat apa yang dilakukan Dodol. Dalam hatinya mengolok-olok dan berkata, “Bodoh banget si Dodol, masa taruh tulisan begitu. Orang kan malah curiga!”
Saat tengah malam tiba, Jono pun mengendap-endap menuju tempat penguburan uang milik Dodol tadi, menggali tanahnya kembali untuk mengambil uang itu.
Setelah mendapatkan uang tersebut, Jono mengganti tulisan papan milik Dodol tadi dengan tulisan lain yang berbunyi:
“BUKAN JONO YANG NGAMBIL”.
Mau ditaruh di bank, akhir-akhir ini lagi banyak kasus bank.
Mau ditaruh di bawah bantal, nanti pas maling masuk tetap aja nggak aman.
Mau ditaruh di kulkas, lebih nggak masuk di akal lagi.
Akhirnya, setelah merenung sesaat, dia pun mendapatkan ide untuk mengubur uang itu di belakang rumah. Selesai menguburnya, ia menaruh papan bertuliskan “TIDAK ADA UANG DI SINI”, lalu meninggalkan tempat itu dengan perasaan puas.
Jono, sang tetangga, ternyata diam-diam melihat apa yang dilakukan Dodol. Dalam hatinya mengolok-olok dan berkata, “Bodoh banget si Dodol, masa taruh tulisan begitu. Orang kan malah curiga!”
Saat tengah malam tiba, Jono pun mengendap-endap menuju tempat penguburan uang milik Dodol tadi, menggali tanahnya kembali untuk mengambil uang itu.
Setelah mendapatkan uang tersebut, Jono mengganti tulisan papan milik Dodol tadi dengan tulisan lain yang berbunyi:
“BUKAN JONO YANG NGAMBIL”.
Mereka Hanya Bisa Melihat Kesalahan
Belajar Dari Lukisan
Ada sebuah Lukisan yg diselesaikan 5
hari 4 malam, sebuah lukisan pemandangan yg sangat cantik terpampang di
kanvasnya. Dia ingin menunjukkan pada orang orang dan ingin tahu
bagaimana pendapat mereka.
Seniman muda ini meletakkan lukisannya
di sebuah jalan yg ramai, di mana banyak orang lewat dan bisa melihat
lukisannya. Di bawah lukisan tersebut dia beri tulisan “Lukisan
ini adalah karya saya. Mungkin saya telah membuat beberapa kesalahan
dalam goresan pemilihan warna dan sebagainya. Tolong beri X pada bagian
yg menurut Anda salah“.
Sore harinya, dia kembali untuk
mengambil lukisan itu, dia sangat terkejut melihat seluruh kanvas penuh
dengan tanda X dan komentar pedas.
Dengan sangat kecewa, dia pergi ke tempat gurunya. Dia merasa tak berguna & tak bisa menjadi pelukis. Lalu Sang guru menunjukkan pada murid itu cara untuk membuktikan bahwa dia bukan pelukis yang buruk. Guru lukis ini memintanya untuk membuat kembali lukisan yg telah dicoret org itu.
Dengan sangat kecewa, dia pergi ke tempat gurunya. Dia merasa tak berguna & tak bisa menjadi pelukis. Lalu Sang guru menunjukkan pada murid itu cara untuk membuktikan bahwa dia bukan pelukis yang buruk. Guru lukis ini memintanya untuk membuat kembali lukisan yg telah dicoret org itu.
Namun kali ini, tulisan di bawah lukisan itu berbunyi demikian: ‘Saudara-saudara,
saya telah melukis lukisan ini. Mungkin ada kesalahan dalam goresan
pemilihan warna dan sebagainya. Tersedia kanvas, sekotak kuas dan cat,
mohon berbaik hati memperbaikinya’.
Sore harinya, dia kembali. Hasilnya?
Lukisan itu tetap bersih tanpa satu pun koreksi. Lukisan itu tetap ditinggalkan di sana hingga tiga hari berikutnya, dan masih tetap bersih dari koreksi.
Lukisan itu tetap bersih tanpa satu pun koreksi. Lukisan itu tetap ditinggalkan di sana hingga tiga hari berikutnya, dan masih tetap bersih dari koreksi.
¤ Mengkritik memang mudah namun memperbaiki itu sulit.
¤ Jangan biarkan diri Anda hancur dan merasa depresi hanya karena kritikan orang lain.
¤ Andalah juri terbaik untuk setiap karya Anda, sedangkan orang lain hanyalah kontributor.
¤ Ambil saja yang memang berguna, dan acuhkan yang tidak berguna.
¤ Jangan biarkan diri Anda hancur dan merasa depresi hanya karena kritikan orang lain.
¤ Andalah juri terbaik untuk setiap karya Anda, sedangkan orang lain hanyalah kontributor.
¤ Ambil saja yang memang berguna, dan acuhkan yang tidak berguna.
Selamat Berjuang kawan…..Kamu adalah yang terbaik(sumber: unjabisnis.net)
Hakikat Seni Dalam Islam
Menurut
Seyyed Hossein Nasr, seni Islam merupakan hasil dari pengejawantahan
Keesaan pada bidang keanekaragaman. Artinya seni Islam sangat terkait
dengan karakteristik-karakteristik tertentu dari tempat penerimaan wahyu
al-Qur’an yang dalam hal ini adalah masyarakat Arab. Jika demikian,
bisa jadi seni Islam adalah seni yang terungkap melalui ekspresi budaya
lokal yang senada dengan tujuan Islam.Sementara itu, bila kita merujuk
pada akar makna Islam yang berarti menyelamatkan ataupun menyerahkan
diri, maka bisa jadi yang namanya seni Islam adalah ungkapan ekspresi
jiwa setiap manusia yang termanifestasikan dalam segala macam bentuknya,
baik seni ruang maupun seni suara yang dapat membimbing manusia kejalan
atau pada nilai-nilai ajaran Islam.
Dari difinisi yang kedua ini bisa jadi seni Islam adalah ekspresi jiwa kaum muslim yang terungkap melalui bantuan alat instrumental baik berupa suara maupun ruang. Hal ini juga bisa kita lihat dalam catatan sejarah bahwa dalam perkembangannya baik seni suara maupun ruang termanifestasikan.
Dengan definisi demikian, maka setiap perkembangan seni baik pada masa lampau maupun masa kini bisa dikatakan seni Islam asalkan memenuhi kerangka dasar dari difinisi-difinisi di atas. Dengan kata lain, seni bisa kita kategorikan seni Islam bukan terletak pada dimana dan kapan seni tersebut termanifestasikan, melainkan pada esensi dari ajaran-ajaran Islam yang terejahwantah dalam karya seni tersebut.
Di
sisi lain, dalam Ensiklopedi Indonesia disebutkan bahwa seni adalah
penjelmaan rasa indah yang terkandung dalam jiwa manusia, dilahirkan
dengan perantaraan alat komunikasi kedalam bentuk yang dapat ditangkap
oleh indra pendengaran (seni suara), penglihatan (seni lukis dan ruang),
atau dilahirkan dengan perantaraan gerak (seni tari dan drama).
Dari difinisi yang kedua ini bisa jadi seni Islam adalah ekspresi jiwa kaum muslim yang terungkap melalui bantuan alat instrumental baik berupa suara maupun ruang. Hal ini juga bisa kita lihat dalam catatan sejarah bahwa dalam perkembangannya baik seni suara maupun ruang termanifestasikan.
Dengan definisi demikian, maka setiap perkembangan seni baik pada masa lampau maupun masa kini bisa dikatakan seni Islam asalkan memenuhi kerangka dasar dari difinisi-difinisi di atas. Dengan kata lain, seni bisa kita kategorikan seni Islam bukan terletak pada dimana dan kapan seni tersebut termanifestasikan, melainkan pada esensi dari ajaran-ajaran Islam yang terejahwantah dalam karya seni tersebut.
B. Perkembangan seni pada masa bani umayyah
Perkembangan seni Pada masa Daulah Bani Umayyah , terutama seni bahasa, seni suara, seni rupa, dan seni bangunan (Arsitektur).
1. Seni Bahasa
Kemajuan
seni bahasa sangat erat kaitannya dengan perkembangan bahasa. Sedangkan
kemajuan bahasa mengikuti kemajuan bangsa. Pada masa Daulah Bani
Umayyah kaum muslimin sudah mencapai kemajuan dalam berbagai bidang,
yaitu bidang politik, ekonomi, sosial, dan ilmu pengetahuan. Dengan
sendirinya kosakata bahasa menjadi bertambah dengan kata-kata dan
istilah –istilah baru yang tidak terdapat pada zaman sebelumnya.
Kota
Basrah dan Kufah pada zaman itu merupakan pusat perkembangan ilmu dan
sastra (adab). Di kedua kota itu orang-orang Arab muslim bertukar
pikiran dalam diskusi-diskusi ilmiah dengan orang-orang dari bangsa yang
telah mengalami kemajuan terlebih dahulu. Di kota itu pula banyak kaum
muslimin yang aktif menyusun dan menuangkan karya mereka dalam berbagai
bidang ilmu. Maka dengan demikian berkembanglah ilmu tata bahasa (Ilmu
Nahwu dan sharaf) dan Ilmu Balaghah, serta banyak pula lahir-lahir
penyair-penyair terkenal.
2. Seni Rupa
Seni
rupa yang berkembang pada zaman Daulah Bani Umayyah hanyalah seni ukir,
seni pahat, sama halnya dengan zaman permulaan, seni ukir yang
berkembang pesat pada zaman itu ialah penggunaan khat arab (kaligrafi)
sebagai motif ukiran.
Yang
terkenal dan maju ialah seni ukir di dinding tembok. Banyak Al-Qur’an,
Hadits Nabi dan rangkuman syair yang di pahat dan diukir pada tembok
dinding bangunan masjid, istana dan gedung-gedung.
3. Seni Suara
Perkembangan
seni suara pada zaman pemerintahan Daulat Bani Umayyah yang terpenting
ialah Qira’atul Qur’an, Qasidah, Musik dan lagu-lagu lainnya yang
bertema cinta kasih.
4. Seni Bangunan (Arsitektur)
Seni
bangunan atau Arsitektur pada masa pemerintahan Daulah Bani Umayyah
pada umumnya masih berpusat pada seni bangunan sipil, seperti bangunan
kota Damaskus, kota Kairuwan, kota Al- Zahra. Adapun seni bangunan agama
antara lain bangunan Masjid Damaskus dan Masjid Kairuwan, begitu juga
seni bangunan yang terdapat pada benteng- benteng pertahanan masa itu.
Adapun
kemajuan dalam bidang ilmu pengetahuan, berkembangnya dilakukan dengan
jalan memberikan dorongan atau motivasi dari para khalifah. Para
khalifah selaku memberikan hadiah-hadiah cukup besar bagi para ulama,
ilmuwan serta para seniman yang berprestasi dalam bidang ilmu
pengetahuan dan kebudayaan dan untuk kepentingan ilmu pengetahuan di
sediakan anggaran oleh negara, itulah sebabnya ilmu pengetahuan
berkembang dengan pesatnya.
Pusat
penyebaran ilmu pengetahuan pada masa itu terdapat di masjid-masjid. Di
masjid-masjid itulah terdapat kelompok belajar dengan masing-masing
gurunya yang mengajar ilmu pengetahuan agama dan umum ilmu pengetahuan
agama yang berkembang pada saat itu antara lain ialah, ilmu Qira’at,
Tafsir, Hadits Fiqih, Nahwu, Balaqhah dan lain-lain. Ilmu tafsir pada
masa itu belum mengalami perkembangan pesat sebagaimana yang terjadi
pada masa pemerintahan Daulah Bani Abbasiyah. Tafsir berkembang dari
lisan ke lisan sampai akhirnya tertulis. Ahli tafsir yang pertama pada
masa itu ialah Ibnu Abbas, salah seorang sahabat Nabi yang sekaligus
juga paman Nabi yang terkenal.(sumber: njabisnis.net))
Mencermati Peseni Rupa Kontemporer Jepang
Pameran
seni rupa kontemporer Jepang diselenggarakan Edwin’s Gallery. Tajuknya:
“Fantasy and Absurd Reality of Japanese Contemporary Art”. Ini
merupakan upaya menjalin pertalian untuk saling mencermati perkembangan
kesenian antara Indonesia dan Jepang. Pameran ini menjadi sebuah
perhelatan mandiri yang coba dibawa oleh Edwin’s Gallery untuk membuka
pertukaran ide dan jejaring kerja secara lebih luas dalam posisi
perkembangan kesenian antar kedua negara tersebut.
Pameran ini berlangsung mulai 1 hingga 12 Agustus 2012
lalu. Seniman yang dihadirkan merupakan seniman muda Jepang yang mungkin
dapat mewakili dan yang sedang membangun kekuatan artistiknya dalam
memperoleh posisi dalam peta perkembangan seni rupa kontemporer Jepang
dewasa ini. Dalam pengantar kuratorial yang dicatat oleh Aminudin TH
Siregar disebutkan bahwa karya-karya yang ditampilkan mengemukakan
unsur-unsur fantasi dan imajinasi: animasi, komikal dan dunia ganjil
anak-anak.
Identitas (ke)timur(an) yang menguatkan ide-ide unik
secara kultural tampak menjadi kecenderungan karya-karya seniman Asia
pada umumnya, terlepas dari realitas seni yang kebarat-baratan yang
ditampilkan. Di Jepang, manga (komik) merupakan kultur yang dibangun
sebagai identitas yang mewakili karakterisk negara tersebut yang mudah
untuk diidentifikasi. Begitu pun pola pengembangan ide-ide fantasi yang
dihadirkan pada karya seniman pada pameran ini, yang menjadi khas dengan
karakteristik anima dan komikal.
Kecenderungan tersebut dapat dilihat pada karya Hiroyuki
Matsuura dan Mayuka Yamamoto yang menampilkan figur dengan karakter
animasi sesuai imajinasi sang pembuat. Mitsuri Watanabe pun demikian. Ia
membuat sebuah figur seorang anak kecil yang dihadirkan dalam bentuk
yang surealistik, dengan aktifitas umum anak-anak namun dihadirkan pada
ruang-ruang yang aneh. Takafumi Hara mengambil unsur potongan komik dan
menjadikannya sebuah karya lukis.
Jepang dengan perkembangan teknologi dan industri yang
mendorong pesatnya kebudayaan pop tak luput dari subyek gagasan yang
diangkat sumber karya oleh seniman Showichi Kaneda. Dia menggambarkan
bentuk lain brand mobil balap F1 seperti pabrikan Ferrari yang
disponsori Vodafone dalam pengalihan bentuk serupa ikan hiu. Lain halnya
yang dilakukan oleh Tree, ia mencoba mengintervensi balik hasil
kebudayaan populer, dengan menumpuk boneka anima anak-anak yang berbahan
karet menjadi karya tiga dimensi ataupun meng-press nya menjadi karya
relief yang menarik.
Keuletan merupakan bagian dari proses yang dibangun
dalam penciptaan karya seni oleh seniman-seniman Asia Timur, seperti
yang terjadi pada seniman Jepang. Ada karya tiga dimensi yang
menampilkan bentuk surealistik dengan visual manusia dengan sebagian
bentuk tubuh binatang. Karya ini digarap oleh Emiko Makino dengan
mengetengahkan patung bermaterial utama kayu berukuran kecil-kecil
dengan teknik penciptaan yang penuh ketekunan sehingga menghasilkan
bentuk yang sangat detail, terutama pada jemari kaki dan tangan. Begitu
pula dengan karya Tetsuya Noguchi dan Saturo Koizumi.
Lain hal pada karya dua dimensi seperti lukisan Kazuki
Takamatsu. Lewat keahlian dan ketekunannya melukis dengan menumpuk cat
dengan layer per-layer sehingga menghasilkan dimensi ruang yang
mengagumkan. Begitu pula dengan U-Die. Seniman ini mengolah komik secara
manual yang kemudian tersusun membentuk figur populer seperti Michael
Jackson dan Marylin Monroe.
Karya-karya yang dipamerkan kecenderungan berukuran kecil, mungkin
dapat dimengerti bahwa keterbatasan dan keamanan pengiriman karya
menjadi kendala. Atau hal tersebut menjadi karakteristik karya seni rupa
Jepang yang tak terbaca. Hal, yang menjadi pertanyaan adalah: apakah
ini hanya sebagian kecil contoh dan representasi karya seni rupa Jepang
yang dihadirkan dan masih banyak hal lain yang lebih besar dalam
mewakili perkembangan seni rupa kontemporer Jepang seharusnya? Dan
apakah ini tidak hanya selesai menjadi kepentingan penyelenggaran galeri
untuk menatap “pasar”? (Sumber: harianhaluan.com)
Friday, October 12, 2012
Secuil Dialog Tentang Keindahan Dan Seniman
Penanya: Pikiranku
bertanya apakah seniman itu? Di tepi sungai Gangga sana, dalam sebuah
bilik sempit yang gelap, seorang pria duduk menenun sari yang sangat
indah dari sutera dan emas, dan di Paris, dalam studionya, orang lain
melukis dengan harapan akan memperoleh ketenaran dari hasil karyanya.
Di suatu tempat terdapat seorang penulis yang dengan terampilnya
mengarang cerita-cerita yang mengungkapkan problema kuno tentang pria
dan wanita; lalu ada si ilmuwan dalam laboratoriumnya dan si teknisi
yang merakit jutaan komponen supaya sebuah roket dapat diluncurkan ke
bulan. Dan di India seorang pemain musik hidup dalam keadaan yang amat
sederhana agar dapat meneruskan dengan setia sari keindahan musiknya.
Ada pula ibu rumah tangga yang mempersiapkan makanan itu, dan si
penyair yang berkelana seorang diri di hutan. Bukankah semua orang itu
seniman dengan caranya masing-masing? Saya rasa keindahan berada di
tangan setiap orang, tetapi mereka tidak mengetahuinya. Orang yang
membuat pakaian yang indah atau sepatu yang unggul mutunya, wanita yang
merangkai bunga sebagai hiasan di meja Anda, mereka semua nampaknya
bekerja dengan rasa keindahan. Saya seringkali bertanya-tanya dalam
hati apakah sebabnya pelukis, pemahat, komponis, pengarang - mereka
yang disebut seniman kreatif - begitu luar biasa artinya di dunia ini,
sedangkan tukang sepatu atau tukang masak tidak. Bukankah mereka ini
juga kreatif? Apabila Anda memikirkan segala macam ekspresi yang di
anggap indah itu, maka apa arti seniman yang sejati dalam kehidupan,
dan siapakah seniman yang sejati itu? Orang mengatakan bahwa keindahan
adalah inti sari seluruh kehidupan. Apakah bangunan disana itu, yang
dianggap begitu indah, merupakan ekspresi dan inti sari itu ? Saya akan
sangat menghargai sekiranya Anda sudi membahas seluruh persoalan
mengenai keindahan dan seniman.
Krishnamurti: Seniman terang orang yang mahir dalam tindakannya. Tindakan ini ada di dalam kehidupan dan bukan di luarnya. Oleh sebab itu bila ia menghayati kehidupan penuh kemahiran, itulah sesungguhnya yang menjadikannya seorang seniman. Kemahiran ini bisa beroperasi selama beberapa jam sehari manakala ia memainkan sebuah alat musik, menulis sajak atau membuat lukisan; atau kemahiran bisa beroperasi lebih lama lagi jika ia mahir pula dalam banyak fragmen lainnya - seperti para seniman besar di zaman Renaissance yang berkarya dalam berbagai bidang yang berbeda-beda. Tetapi beberapa jam bermain musik atau mengarang bisa bertentangan dengan bagian hidupnya yang lain, yaitu bagian yang penuh kekacauan dan kebingungan. Jadi apakah orang seperti itu seorang seniman? Orang yang mahir bermain biola dan berupaya terus agar menjadikannya tenar, tidak menaruh perhatian pada biola; dia hanya mengeksploitasi biolanya untuk menjadi terkenal, si "aku" jauh lebih penting ketimbang musiknya, dan demikian pula halnya dengan si pengarang atau si pelukis yang mendambakan ketenaran. Si pemain musik menyamakan "aku"-nya dengan musik yang dianggapnya indah, dan orang yang saleh menyamakan "aku"nya dengan sesuatu yang dianggapnya luhur. Mereka semua memang memiliki kemahiran dalam bidangnya masing-masing yang khusus dan sempit itu, tapi bidang kehidupan lainnya yang begitu luas tidak dihiraukannya. Sebab itu kita perlu menyelidiki apakah kemahiran dalam tindakan, dalam hidup, tidak hanya dalam melukis atau menulis atau dalam teknologi saja, melainkan bagaimana kita dapat menghayati seluruh kehidupan dengan kemahiran serta keindahan. Apakah kemahiran serta keindahan itu sama? Dapatkah seorang manusia - entah dia seniman atau bukan - menghayati seluruh kehidupannya dengan kemahiran dan keindahan? Hidup adalah tindakan dan apabila tindakan itu menimbulkan penderitaan, maka tindakan itu berhenti sebagai kemahiran. Jadi bisakah orang hidup tanpa derita, tanpa perselisihan, tanpa iri hati dan keserakahan, tanpa konflik macam apapun? Persoalannya bukanlah siapa seniman dan siapa bukan seniman, tetapi apakah manusia, Anda atau pun lain orang, bisa hidup tanpa siksaan dan tanpa distorsi. Tentu saja tidak selayaknya jika orang meremehkan musik yang agung, karya pahatan yang besar, puisi atau tarian yang indah, atau mencemoohkannya; itu berarti tidak adanya kemahiran dalam hidupnya sendiri. Tetapi ketrampilan seniman dan keindahan, yaitu kemahiran dalam tindakan, seharusnya beroperasi sepanjang hari, tidak hanya selama beberapa jam sehari. Inilah tantangan sesungguhnya, jadi bukan sekedar memainkan piano dengan indahnya. Anda memang harus melakukannya dengan baik jika Anda bermain piano, tapi itu saja tidak cukup. Itu ibarat memupuk satu segi yang kecil dari bidang yang luas sekali. Kita berurusan dengan seluruh bidang, yaitu bidang kehidupan. Yang selalu kita lakukan ialah mengabaikan keseluruhan bidang dan berkonsentrasi pada fragmen, fragmen kita sendiri atau fragmen orang lain. Ketrampilan seniman berarti betul-betul waspada dan oleh sebab itu mahir dalam tindakan menghayati keseluruhan hidup, dan inilah keindahan.
Penanya: Lalu bagaimana halnya dengan karyawan pabrik atau pegawai kantor? Apakah dia itu seniman? Apakah pekerjaannya tidak menghalangi kemahiran dalam tindakan dan dengan demikian mematikannya sehingga tak ada kemahiran dalam bidang apapun lainnya? Tidakkah dia terkondisi oleh pekerjaannya?
Krishnamurti: Tentu saja dia terkondisi. Akan tetapi kalau semangatnya bangkit, maka ia akan meninggalkan pekerjaan itu atau mengubahnya sedemikian rupa sehingga pekerjaan itu menjadi karya seni. Yang penting bukanlah pekerjaannya, melainkan bangkitnya semangat untuk melakukannya. Yang penting bukan soal pengkondisian pekerjaan itu terhadap seseorang, melainkan bangkitnya semangat orang itu.
Penanya: Apakah yang Anda maksudkan dengan bangkitnya semangat ?
Krishnamurti: Apakah oleh keadaan saja semangat Anda bisa bangkit, oleh tantangan, oleh bencana ataupun kegembiraan? Ataukah ada keadaan bangkit tanpa penyebab apa pun? Jika Anda bangkit oleh suatu peristiwa, suatu sebab, maka Anda tergantung kepadanya; dan apabila Anda tergantung kepada sesuatu - entah itu obat bius, seks, lukisan, atau musik - Anda membiarkan diri Anda sendiri dinina-bobokkan. Jadi setiap ketergantungan adalah berakhirnya kemahiran, berakhirnya ketrampilan seniman.
Penanya: Apakah keadaan bangkit yang lain, yang tanpa sebab itu? Anda berbicara mengenai keadaan yang tidak bersebab dan tanpa akibat. Bisakah ada keadaan batin yang tidak dihasilkan oleh suatu sebab? Saya tidak mengerti, sebab bukankah segala yang kita pikirkan dan apapun adanya kita, merupakan akibat dari suatu sebab? Ada rangkaian sebab dan akibat yang tanpa akhir.
Krishnamurti: Rangkaian sebab dan akibat itu tak mengenal akhir karena akibat menjadi sebab dan sebab tadi melahirkan akibat lebih banyak lagi dan seterusnya.
Penanya: Lalu tindakan apakah yang terlepas dari rangkaian ini?
Krishnamurti: Yang kita ketahui hanyalah tindakan yang mempunyai sebab, mempunyai motif, tindakan yang merupakan akibat. Semua tindakan ada dalam antar hubungan. Jika antar hubungan dilandasi sebab, maka antar hubungan tadi menjadi penyesuaian yang cerdik dan karenanya tak ayal lagi menuju bentuk kejemuan lain. Cinta kasih adalah satu-satunya hal yang tak bersebab, yang bebas; itulah keindahan, itulah kemahiran, itulah seni. Tanpa cinta kasih, seni tidak ada. Apabila seniman sedang bermain dengan indahnya, disitu tidak ada si “aku“; yang ada ialah cinta kasih dan keindahan, dan inilah seni. Inilah kemahiran bertindak. Kemahiran bertindak adalah keadaan tanpa si “aku“. Seni adalah tidak hadirnya si “aku“. Tetapi bila Anda mengabaikan keseluruhan bidang kehidupan dan hanya berkonsentrasi pada sekelumit bagian saja - betapapun seringnya “aku“ Anda itu tidak hadir, Anda masih tetap hidup tanpa kemahiran dan karena itu Anda bukanlah seniman kehidupan. Ketidak-hadiran si “aku” dalam kehidupan berarti cinta kasih dan keindahan, yang akan membawa kemahirannya sendiri. Inilah seni yang paling agung : hidup mahir dalam keseluruhan persada kehidupan.
Penanya: Ya Allah! Bagaimana saya bisa melakukannya? Saya melihatnya, hati saya bisa merasakannya, tapi bagaimanakah saya bisa mempertahankannya?
Krishnamurti: Tidak ada cara untuk mempertahankannya, tak ada cara memupuknya, tak ada latihan yang diperlukan; yang ada hanyalah melihat semua itu. Melihat adalah yang paling besar diantara segala kemahiran.
Krishnamurti: Seniman terang orang yang mahir dalam tindakannya. Tindakan ini ada di dalam kehidupan dan bukan di luarnya. Oleh sebab itu bila ia menghayati kehidupan penuh kemahiran, itulah sesungguhnya yang menjadikannya seorang seniman. Kemahiran ini bisa beroperasi selama beberapa jam sehari manakala ia memainkan sebuah alat musik, menulis sajak atau membuat lukisan; atau kemahiran bisa beroperasi lebih lama lagi jika ia mahir pula dalam banyak fragmen lainnya - seperti para seniman besar di zaman Renaissance yang berkarya dalam berbagai bidang yang berbeda-beda. Tetapi beberapa jam bermain musik atau mengarang bisa bertentangan dengan bagian hidupnya yang lain, yaitu bagian yang penuh kekacauan dan kebingungan. Jadi apakah orang seperti itu seorang seniman? Orang yang mahir bermain biola dan berupaya terus agar menjadikannya tenar, tidak menaruh perhatian pada biola; dia hanya mengeksploitasi biolanya untuk menjadi terkenal, si "aku" jauh lebih penting ketimbang musiknya, dan demikian pula halnya dengan si pengarang atau si pelukis yang mendambakan ketenaran. Si pemain musik menyamakan "aku"-nya dengan musik yang dianggapnya indah, dan orang yang saleh menyamakan "aku"nya dengan sesuatu yang dianggapnya luhur. Mereka semua memang memiliki kemahiran dalam bidangnya masing-masing yang khusus dan sempit itu, tapi bidang kehidupan lainnya yang begitu luas tidak dihiraukannya. Sebab itu kita perlu menyelidiki apakah kemahiran dalam tindakan, dalam hidup, tidak hanya dalam melukis atau menulis atau dalam teknologi saja, melainkan bagaimana kita dapat menghayati seluruh kehidupan dengan kemahiran serta keindahan. Apakah kemahiran serta keindahan itu sama? Dapatkah seorang manusia - entah dia seniman atau bukan - menghayati seluruh kehidupannya dengan kemahiran dan keindahan? Hidup adalah tindakan dan apabila tindakan itu menimbulkan penderitaan, maka tindakan itu berhenti sebagai kemahiran. Jadi bisakah orang hidup tanpa derita, tanpa perselisihan, tanpa iri hati dan keserakahan, tanpa konflik macam apapun? Persoalannya bukanlah siapa seniman dan siapa bukan seniman, tetapi apakah manusia, Anda atau pun lain orang, bisa hidup tanpa siksaan dan tanpa distorsi. Tentu saja tidak selayaknya jika orang meremehkan musik yang agung, karya pahatan yang besar, puisi atau tarian yang indah, atau mencemoohkannya; itu berarti tidak adanya kemahiran dalam hidupnya sendiri. Tetapi ketrampilan seniman dan keindahan, yaitu kemahiran dalam tindakan, seharusnya beroperasi sepanjang hari, tidak hanya selama beberapa jam sehari. Inilah tantangan sesungguhnya, jadi bukan sekedar memainkan piano dengan indahnya. Anda memang harus melakukannya dengan baik jika Anda bermain piano, tapi itu saja tidak cukup. Itu ibarat memupuk satu segi yang kecil dari bidang yang luas sekali. Kita berurusan dengan seluruh bidang, yaitu bidang kehidupan. Yang selalu kita lakukan ialah mengabaikan keseluruhan bidang dan berkonsentrasi pada fragmen, fragmen kita sendiri atau fragmen orang lain. Ketrampilan seniman berarti betul-betul waspada dan oleh sebab itu mahir dalam tindakan menghayati keseluruhan hidup, dan inilah keindahan.
Penanya: Lalu bagaimana halnya dengan karyawan pabrik atau pegawai kantor? Apakah dia itu seniman? Apakah pekerjaannya tidak menghalangi kemahiran dalam tindakan dan dengan demikian mematikannya sehingga tak ada kemahiran dalam bidang apapun lainnya? Tidakkah dia terkondisi oleh pekerjaannya?
Krishnamurti: Tentu saja dia terkondisi. Akan tetapi kalau semangatnya bangkit, maka ia akan meninggalkan pekerjaan itu atau mengubahnya sedemikian rupa sehingga pekerjaan itu menjadi karya seni. Yang penting bukanlah pekerjaannya, melainkan bangkitnya semangat untuk melakukannya. Yang penting bukan soal pengkondisian pekerjaan itu terhadap seseorang, melainkan bangkitnya semangat orang itu.
Penanya: Apakah yang Anda maksudkan dengan bangkitnya semangat ?
Krishnamurti: Apakah oleh keadaan saja semangat Anda bisa bangkit, oleh tantangan, oleh bencana ataupun kegembiraan? Ataukah ada keadaan bangkit tanpa penyebab apa pun? Jika Anda bangkit oleh suatu peristiwa, suatu sebab, maka Anda tergantung kepadanya; dan apabila Anda tergantung kepada sesuatu - entah itu obat bius, seks, lukisan, atau musik - Anda membiarkan diri Anda sendiri dinina-bobokkan. Jadi setiap ketergantungan adalah berakhirnya kemahiran, berakhirnya ketrampilan seniman.
Penanya: Apakah keadaan bangkit yang lain, yang tanpa sebab itu? Anda berbicara mengenai keadaan yang tidak bersebab dan tanpa akibat. Bisakah ada keadaan batin yang tidak dihasilkan oleh suatu sebab? Saya tidak mengerti, sebab bukankah segala yang kita pikirkan dan apapun adanya kita, merupakan akibat dari suatu sebab? Ada rangkaian sebab dan akibat yang tanpa akhir.
Krishnamurti: Rangkaian sebab dan akibat itu tak mengenal akhir karena akibat menjadi sebab dan sebab tadi melahirkan akibat lebih banyak lagi dan seterusnya.
Penanya: Lalu tindakan apakah yang terlepas dari rangkaian ini?
Krishnamurti: Yang kita ketahui hanyalah tindakan yang mempunyai sebab, mempunyai motif, tindakan yang merupakan akibat. Semua tindakan ada dalam antar hubungan. Jika antar hubungan dilandasi sebab, maka antar hubungan tadi menjadi penyesuaian yang cerdik dan karenanya tak ayal lagi menuju bentuk kejemuan lain. Cinta kasih adalah satu-satunya hal yang tak bersebab, yang bebas; itulah keindahan, itulah kemahiran, itulah seni. Tanpa cinta kasih, seni tidak ada. Apabila seniman sedang bermain dengan indahnya, disitu tidak ada si “aku“; yang ada ialah cinta kasih dan keindahan, dan inilah seni. Inilah kemahiran bertindak. Kemahiran bertindak adalah keadaan tanpa si “aku“. Seni adalah tidak hadirnya si “aku“. Tetapi bila Anda mengabaikan keseluruhan bidang kehidupan dan hanya berkonsentrasi pada sekelumit bagian saja - betapapun seringnya “aku“ Anda itu tidak hadir, Anda masih tetap hidup tanpa kemahiran dan karena itu Anda bukanlah seniman kehidupan. Ketidak-hadiran si “aku” dalam kehidupan berarti cinta kasih dan keindahan, yang akan membawa kemahirannya sendiri. Inilah seni yang paling agung : hidup mahir dalam keseluruhan persada kehidupan.
Penanya: Ya Allah! Bagaimana saya bisa melakukannya? Saya melihatnya, hati saya bisa merasakannya, tapi bagaimanakah saya bisa mempertahankannya?
Krishnamurti: Tidak ada cara untuk mempertahankannya, tak ada cara memupuknya, tak ada latihan yang diperlukan; yang ada hanyalah melihat semua itu. Melihat adalah yang paling besar diantara segala kemahiran.
Subscribe to:
Posts (Atom)